Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Hentikan Impor Babi dari RI karena Virus, Kemendag: Kita Sedang Dalami

Kompas.com - 04/05/2023, 12:32 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan buka suara ihwal ditemukannya babi Indonesia terserang virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) oleh Badan Pangan Singapura.

Hal ini membuat Singapura menghentikan sementara ekspor babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengungkapkan, Kementerian Perdagangan akan mendalami temuan tersebut dan akan mengecek langsung ke produsen babi yang menjadi pengimpor.

Sebab menurut dia, kasus penemuan virus tersebut bisa terjadi kapan saja.

"Kita sedang mendalami itu. Penemuannya seperti apa dan kita akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu. Dan itu lagi itu lagi, isu-isu itu bisa muncul setiap saat," ujarnya saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Wabah Demam Babi, Ini Imbauan Kementan

Lebih lanjut Didi mengatakan, sebetulnya sebelum importasi dilakukan, para pengusaha impor harus mengikuti alur pengecekan sesuai prosedur impor yang ditentukan oleh negara tujuan. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir apabila produk yang diimpor berisiko terkena virus ataupun rusak.

Pengecekan serupa juga dilakukan di Indonesia melalui Badan Karantina Pertanian Indonesia.

"Sebetulnya ada. Pihak importir dalam hal ini adalah Singapura memastikan apa yang diekspor ruminansia yang lolos ekspor. Dalam hal ini juga dicek oleh Badan Karantina kita," jelas Didi.

Didi melanjutkan, Kementerian Perdagangan juga akan manggandeng Kementerian Pertanian untuk melakukan pengetatan batas zonasi untuk babi yang keluar dari Batam.

"Zonasi ini akan diperketat di Batam jangan sampai penularan makin luas dan akan koordinasi dengan Kementan," pungkas Didi.

Baca juga: Demam Babi Afrika Apakah Berbahaya bagi Manusia?


Diberitakan sebelumnya, Singapura menghentikan sementara ekspor babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.

Hal ini menyusul ditemukannya virus demam babi Afrika African Swine Fever (ASF) oleh Badan Pangan Singapura.

"Virus itu terdeteksi pada hari Rabu (19/4)di bangkai babi di rumah pemotongan hewan di Jurong, tempat hewan tersebut disembelih untuk dimakan," kata Badan Pangan Singapura (SFA), dikutip Kompas.com dari Strait Times, Kamis (4/5/2023),

Lebih lanjut Badan Pangan Singapura mengatakan, pihaknya telah menghentikan impor babi hidup dari Pulau Bulan, yang menyumbang sekitar 15 persen dari total pasokan daging babi Singapura. Jumlah ini merupakan sekitar dua pertiga dari pasokan daging babi yang baru disembelih di Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com