Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Babi di Batam Terjangkit Virus ASF Versi Kementan

Kompas.com - 10/05/2023, 18:40 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Kementerian Pertanian Wisnu Wasisa Putra membeberkan kronologi babi di Pulau Bulan, Batam terjangkit demam babi afrika alias virus African Swine Fever (ASF).

Wisnu mengatakan, awalnya PT ITS selaku pemasok babi dari Indonesia ke Singapura mengimpor pasokan babi pada tanggal 18 April 2023.

PT ITS sendiri telah lama beroperasi di Pulau Bulan, Batam. Bahkan, perusahaan tersebut juga telah lama ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.

Baca juga: Kementan Pastikan Virus Demam Babi Afrika Tidak Menular ke Manusia

Kemudian setelah pasokan babi datang, Badan Makanan Singapura/ Singapore Food Agency (SFA) melakukan pengecekan sampel terhadap daging babi yang didatangkan dari Indonesia.

"Setelah diuji sampel di rumah potong di Jurong di daerah sana, mereka menguji dan mereka menemukan virus ASF itu ada di babi Indonesia," ujar Wisnu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

Atas temuan tersebut, Singapura akhirnya menghentikan importasi babi sementara dari Indonesia pada akhir April 2023 kemarin.

Mendengar temuan tersebut pun, Badan Karantina Pertanian tidak diam. Wisnu bilang pihaknya melalui Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi melakukan pengecekan sampling di wilayah peternakan Pulau Bulan tersebut.

"Dan yah memang setelah dilakukan pengujian, ditemukan kasus ASF positif dan negatif hokolera. Jadi ada dua penyakit utama ASF posistif, Classical Swine Fever (CSF)/Hog Cholera negatif," kata Wisnu.

Oleh karena itu pemerintah pun telah mencabut penunjukan PT ITS sebagai kompartemen bebas ASF.

“Dengan pembekuan ini, kami akan menindaklanjuti dengan melakukan evaluasi secara berkesinambungan agar dapat ditinjau pemberlakuan kompartemen bebas ASF dengan sistem sub kompartemen,” katanya lagi.

Selain itu Barantan juga sedang menginvestigasi jalur masuknya virus ASF itu ke Indonesia. "Kita juga lagi mencari jalur masuknya virus di Pulau Bulan. Karena perusahaan sudah melakukan bius ketat tetapi masih ada ASF dan jalurnya kan banyak bisa dari alat angkut, tenaga kerja, bisa dari tamu. Kita sedang lakukan investigasi jalurnya masuk dari mana," ungkap Wisnu.

Untuk di Pulau Bulan sendiri agar virus tersebut tidak menyebar ke wilayah lain, Kementan memberikan obat antibodi pada babi-babi sehat di Batam agar tidak terjangkit demam babi afrika.

Sementara itu, karena virus ini belum menyebar ke berbagai wilayah, Wisnu menegaskan, virus ini belum dinyatakan sebagai wabah. "Ini tidak dibilang wabah, karena ini kan cuma satu tempat saja. Kalau menular ya menular cuma ke sesama babi," pungkasnya.

Baca juga: Ancaman Flu Babi Afrika Bikin Pengusaha Panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Whats New
Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Whats New
Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Work Smart
IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Earn Smart
'Face Recognition' Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

"Face Recognition" Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

Work Smart
Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Whats New
'Startup' Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

"Startup" Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

Work Smart
[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Gelar Jakarta International Marathon 2024, BTN Siapkan Total Hadiah Rp 3 Miliar

Gelar Jakarta International Marathon 2024, BTN Siapkan Total Hadiah Rp 3 Miliar

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BNI secara Online dan Offline

Cara Cetak Rekening Koran BNI secara Online dan Offline

Spend Smart
12 Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat HP

12 Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat HP

Spend Smart
Simak Cara Transfer OVO ke DANA dan GoPay

Simak Cara Transfer OVO ke DANA dan GoPay

Spend Smart
Simak Cara Daftar Shopee Affiliate dan Syaratnya

Simak Cara Daftar Shopee Affiliate dan Syaratnya

Whats New
Kenaikan PPN 12 Persen pada 2025 Dinilai Perlu Dikaji Ulang

Kenaikan PPN 12 Persen pada 2025 Dinilai Perlu Dikaji Ulang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com