Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Salim Dikabarkan Caplok Saham Emiten Tambang Grup Bakrie

Kompas.com - 15/06/2023, 18:05 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup Salim tidak henti-hentinya melakukan ekspansi bisnis di berbagai sektor industri. Terbaru, Grup Salim dikabarkan menjadi pemegang saham emiten kontraktor tambang milik Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk (DEWA).

Desas-desus masuknya Grup Salim ke DEWA terlihat dari mundurnya direksi emiten tersebut, yakni Rio Supin (Presiden Direktur) dan Prabhakaran Balasubramanian (Direktur). Ada rumor yang menyebut bahwa Grup Salim akan menempatkan orang kepercayaannya yaitu Teguh Boentoro di jajaran manajemen DEWA.

Rabu (14/6/2023) ini DEWA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang salah satu mata acaranya adalah perubahan/penetapan kembali susunan pengurus perusahaan.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Manajemen DEWA terkait isu masuknya Grup Salim, tampak harga saham DEWA melejit 22 persen pada perdagangan Rabu (14/6/2023) ke level Rp 61 per saham. Padahal, sudah berbulan-bulan lamanya saham DEWA terjebak di level gocap alias Rp 50 per saham.

Baca juga: Perusahaan Grup Salim Didenda Rp 40,88 Miliar dalam Kasus Dugaan Kartel Minyak Goreng

Bukan kali ini saja Grup Salim yang di bawah komando Anthoni Salim masuk menjadi pemegang saham emiten Grup Bakrie. Sebelumnya, Grup Salim melalui dua perusahaan cangkang, yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investment (TGIL) telah menjadi pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) lewat skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, dalam private placement yang digelar pada Oktober 2022 lalu, Grup Salim merogoh kocek senilai Rp 15,33 triliun untuk memiliki 127,75 juta saham BUMI.

Director & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava menyebut, Grup Salim menjalin hubungan joint control dengan Grup Bakrie di BUMI yang diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja bisnis perusahaan tersebut pada masa mendatang.

Baca juga: Kerajaan Bisnis Grup Salim, Pemilik Merek Mi Instan Indomie


“Pengendalian bersama ini memiliki tujuan untuk mengoptimalkan kinerja bisnis batubara dan pengembangan hilirisasi batubara maupun diversifikasi ke sektor nonbatubara,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Rabu (14/6/2023).

Masih di emiten Grup Bakrie, Anthoni Salim juga memiliki pengaruh di PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Direktur Utama BRMS Agoes Projosasmito disebut-sebut merupakan perwakilan Grup Salim di emiten tersebut. Grup Salim juga masuk ke BRMS melalui Emirates Tarian Global Ventures yang notabene menggenggam 25,10 persen saham emiten pertambangan mineral ini.

Di sektor lainnya seperti jalan tol, tahun lalu Grup Salim lewat PT Margautama Nusantara (MUN) yang merupakan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengakuisisi 40 persen saham Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang sebelumnya dimiliki PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) lewat anak usahanya. MUN dan Jasa Marga menyepakati akta jual beli saham atau sales purchase agreement (SPA) senilai Rp 4,38 triliun.

Grup Salim juga sempat ekspansi di sektor properti. Tahun lalu Grup Salim lewat perusahaan di bidang pengelola dana pensiun, PT Indolife Pensiontama rajin mengakumulasi saham PT Metropolitan Land Tbk (MTLA).

Baca juga: Grup Salim Caplok Saham Tol MBZ dari Jasa Marga

Merujuk berita sebelumnya, Indolife Pensiontama memiliki 317.065.000 saham MTLA atau setara 4,14 persen per 31 Desember 2021. Kemudian, per 28 Juli 2022, kepemilikan saham Indolife di MTLA bertambah menjadi 388.565.000 saham atau setara 5,08 persen. Namun, sekitar bulan September, Grup Salim mendivestasi 13,4 juta saham MTLA di harga Rp 356 per saham, sehingga porsi kepemilikan mereka berkurang jadi 4,90 persen.

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, ekspansi Grup Salim ke emiten-emiten Grup Bakrie, juga emiten di sektor lainnya dalam beberapa waktu terakhir tak lepas dari upaya mereka untuk terus mengembangkan portofolio bisnisnya.

Bukan tidak mungkin Salim akan mengintegrasikan perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor industri yang dikendalikannya dalam suatu mata rantai pasok. “Mereka (Grup Salim) pasti akan punya peranan penting di tiap emiten yang diinvestasikannya,” ujar Nafan, Rabu.

Senada, Direktur Avere Investama sekaligus Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat menyampaikan, upaya pengintegrasian bisnis terlihat dari langkah Grup Salim ketika masuk ke DEWA. Pasalnya, kontributor terbesar pendapatan DEWA diperoleh dari jasa pertambangan untuk anak usaha BUMI, yakni PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com