Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Mei 2023, Bangka Belitung Alami Defisit Pangan pada 11 Komoditas

Kompas.com - 26/06/2023, 18:00 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan Kepulauan Bangka Belitung masih mengalami defisit sejumlah bahan pangan selama 2023.

Hal itu terjadi karena jumlah produksi masih di bawah kebutuhan bulanan masyarakat. Bahkan sebanyak empat komoditas yakni kedelai, bawang putih, gula pasir dan minyak goreng tercatat nol produksi dalam neraca bulanan.

Kepala Perwakilan BI Bangka Belitung Faturachman mengatakan, ada 11 komoditas bahan pangan yang telah diinventarisir mengalami defisit, yakni beras, kedelai, kacang tanah, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.

Baca juga: Pemprov Bangka Belitung Pindahkan Rekening Kas ke Bank SumselBabel

Jagung dan cabai besar surplus

Jumlah tersebut merujuk prakiraan neraca domestik bulanan yang diterbitkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Mei 2023.

"Sebagian besar komoditas kita defisit, sementara dua lainnya yakni jagung dan cabai besar kita surplus," kata Faturachman dalam laporan Babel Economic Forum Bank Indonesia di Pangkalpinang, Senin (26/6/2023).

Faturachman menuturkan, produksi jagung di Bangka Belitung tercatat mencapai 2.974 ton, sedangkan kebutuhan 2.505 ton sehingga surplus 18,71 persen. Kemudian cabai besar produksinya mencapai 7.396 ton dengan kebutuhan 5.330 ton atau surplus 38,77 persen.

"Beberapa komoditas sudah dibentuk klaster petaninya, seperti jagung dan cabai besar yang surplus, sementara komoditas lainnya masih defisit karena kebutuhan yang memang tinggi," ujar Faturachman.

Baca juga: Permintaan Uang di Bangka Belitung Diproyeksikan Turun Rp 200 Miliar

Defisit beras

Defisit paling besar terjadi pada komoditas beras yang mencapai minus 82,91 persen. Produksi beras di Bangka Belitung tercatat 30.009 ton sementara kebutuhan mencapai 175.588 ton.

Kemudian kedelai dalam neraca tercatat nol produksi, sedangkan kebutuhan mencapai 30.419 ton.

Selanjutnya yang tercatat nol produksi yakni bawang putih dengan kebutuhan 2.909 ton, gula pasir dengan kebutuhan 18.106 ton dan minyak goreng 14.201 ton.

Di sisi lain, Faturachman mengapresiasi daerah Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka Tengah yang memiliki indeks kemandirian pangan terbaik.

Koordinasi lintas sektoral bakal terus digencarkan sehingga pemerataan kemandirian pangan bisa terwujud di setiap daerah.

Baca juga: Bangka Belitung Diyakini Jadi Pionir EBT dari Thorium

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com