JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengunjungi Xinyi Group, salah satu perusahaan China dalam industri kaca dan solar panel yang berlokasi di Kota Wuhu, China, pada Rabu (19/7/2023).
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi Group di Kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
"Saya lihat Xinyi adalah salah satu pemain yang terbesar di dunia yang insya Allah akan melakukan investasi di Indonesia, di Rempang," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Selain itu, kunjungan ini juga mencerminkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus mendorong hilirisasi dalam berbagai sektor industri.
Baca juga: Menteri Bahlil: Mau Jadi Pemimpin Negara Tidak Cukup Berpidato Saja
"Selama ini kan kita telah melakukan hilirisasi nikel. Kita mempunyai komoditas pasir kuarsa, silika yang selama ini kita ekspor raw material. Dengan kita membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel, ini merupakan bagian daripada hilirisasi di sektor pasir kuarsa," ucap Bahlil.
Sementara itu, CEO Xinyi Group Gerry Tung mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas kemudahan dalam penanaman modal di Indonesia.
Meningkatnya iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia merupakan salah satu faktor yang mendorong pihaknya memutuskan untuk menambah investasi.
"Kita selama beberapa tahun ini sudah memperhatikan bahwa investasi di Indonesia sangat bagus. Telah banyak perubahan. Kita sudah investasi di Gresik, sekarang karena kita melihat perkembangan sangat bagus jadi kita tertarik untuk berkembang ke industri yang baru, termasuk yang di Batam ini," tutur Gerry.
Investasi China di Indonesia sepanjang 2018 hingga kuartal I 2023, menempati peringkat kedua terbesar dengan total capaian 24,55 miliar dollar AS.
Investasi tersebut tersebar di 5 besar wilayah di Indonesia, yaitu Sulawesi Tengah (6,88 miliar dollar AS), Jawa Barat (5,21 miliar dollar AS), Maluku Utara (3,83 miliar dollar AS), DKI Jakarta (1,74 miliar dollar AS), dan Banten (1,45 miliar dollar AS).
Rata-rata investasi tersebut menyebar ke sektor industri logam dasar (8,61 miliar dollar AS); transportasi, pergudangan dan telekomunikasi (6,69 miliar dollar AS); listrik, gas dan air (2,75 miliar dollar AS); real estate, kawasan industri dan perkantoran (1,74 miliar dollar AS); dan industri kimia (1,95 miliar dollar AS).
Baca juga: Ganjar: Mendorong Investasi Tidak Hanya Mempermudah Izin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya