Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kesiapan Pangan Indonesia Hadapi Bencana El Nino

Kompas.com - 21/07/2023, 08:16 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El Nino akan terjadi pada Agustus dan September 2023 mendatang. 

Artinya hanya menghitung beberapa minggu lagi, pemerintah harus memiliki berbagai langkah untuk menghadapi badai El Nino. Sebab, salah satu sektor yang paling terimbas adalah sektor pangan yang menjadi sektor krusial lantaran berurusan dengan perut banyak orang.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengungkapan, El Nino akan memengaruhi 80 persen produktivitas pertanian di Tanah Air.

"Dunia sudah memperingatkan dan Pak Presiden, dunia tidak lagi baik-baik, kenapa? El Nino menyerang seluruh dunia dan menghajar dan menghantam lebih dari 70 persen, di Indonesia 78-80 persen lahan pertanian," ujar Mentan SYL dalam forum diskusi bertajuk Meskipun El Nino, Bisa Panen secara virtual, Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Bulog Pastikan Stok Beras Aman untuk Antisipasi Dampak El Nino

Langkah Kementan hadapi El Nino

Walau demikian Mentan SYL menyakini Indonesia bisa menghadapi dampak El Nino yang dapat menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah. Hal itu lantaran pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis dalam menghadapi bencana kekeringan tersebut

Adapun Kementerian Pertanian telah memiliki sembilan langkah dalam rangka menghadapi El Nino.

Sembilan langkah tersebut yaitu mengidentifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan, melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dan parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta pompanisasi.

Selanjutnya, Kementan juga menyediakan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tanaman (OPT), melakukan Program 1.000 hektar adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, mengembangkann pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian serta penyiapan lumbung pangan.

Baca juga: El Nino Jadi Ancaman Serius, Mentan Dorong Petani Tanam Padi Usai Panen Raya

Ketersediaan beras

Dari sisi ketersediaan beras¸ Mentan SYL memastikan ketersediaan beras dalam menghadapi potensi cuaca ektrem El Nino aman dan tercukupi. Namun, Mentan SYL berharap para petani tetap berproduksi dan langsung melakukan penanaman setelah panen raya usai digelar.

Mentan SYL membeberkan, sebagai gambaran saat ini ada kurang lebih 800.000 hektar yang siap panen di sejumlah daerah sentra, yang mana dinilai cukup untuk menghadapi ancaman kekeringan akibat El Nino.

"Dilihat dari neraca yang ada, bulan Agustus ini kita masih punya lahan kurang lebih 800.000 hektar yang siap panen. Oleh karena itu kondisi ketersediaan pangan kita secara nasional cukup aman. Tapi begitu selesai saya minta segera tanam karena di bulan ini kita masih punya air," ujar Mentan SYL.

Baca juga: Kekeringan Ekstrem akibat El Nino Ancam Ketahanan Pangan RI


Mentan SYL mengatakan, ancaman El Nino adalah ancaman serius yang harus disikapi secara sigap baik oleh pemerintah daerah, pusat maupun petani di seluruh Indonesia. Salah satunya menyiapkan pompa-pompa air, benih unggul dan alat mesin pertanian lain yang dapat menjaga sisi produksi.

"Kita tidak boleh terlalu percaya diri karena ancaman El Nino atau kekeringan itu terjadi secara global. Maka itu harus diwarning karena berdasarkan data cuaca ekstrem ini akan terjadi pada puncaknya di bulan Agustus dan September mendatang," katanya.

Berikutnya, SYL berharap semua daerah mampu mengimplementasikan program tanam 1.000 hektar untuk memperkuat pasokan dan cadangan beras nasional. Untuk modal, SYL menyarankan agar segera mengambil Kredit Usaha Rakyat sebagai basis utama permodalan usaha.

"Para gubernur dan para bupati saya mengajak untuk mengakselerasikan penanaman 1.000 hektar di setiap daerah sehingga kita bisa memperkuat posisi pangan yang ada," katanya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com