Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Kompas.com - 21/07/2023, 09:27 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (20/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.06 WIB, IHSG berada pada level 6.873,15 atau naik 8,9 poin (0,13 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.864,18.

Sebanyak 205 saham melaju di zona hijau dan 136 saham di zona merah. Sedangkan 228 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 453,6 miliar dengan volume 1,07 miliar saham.

Baca juga: Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Analis BinaArtha Sekuritan Ivan Rosanova yang mengatakan, IHSG berpeluang menguji kembali resisten cluster 6.912 karena rebound dari garis SMA-10 sebagai support dinamis terdekat. Level support IHSG berada di 6.780-6.800, 6.728 dan 6.671, sementara level resistennya di 6.912, 6.960 dan 6.985.

“Kenaikan di atas 6.912 akan membuka jalan untuk melanjutkan penguatan menuju 6.985 sebagai resisten berikutnya menurut analisis Fibonacci projection. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak mixed. Indeks Strait Times Singapura turun 0,15 persen (4,8 poin) pada posisi 3.269,53, dan indeks Nikkei Jepang melemah 0,54 persen (174,9 poin) menjadi 32.315,6. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong menguat 25,8 poin (0,14 persen) ke posisi 18.953,85, dan indeks Komposit Shanghai China bertambah 0,02 persen (0,4 poin) di posisi 3.170,01.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Ditutup di Zona Hijau

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.05 WIB rupiah berada pada level Rp 15.018 per dollar AS, atau turun 32 poin (0,21 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.986 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terhadap dollar AS berpeluang tertahan hari ini karena data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi pasar.

Di sisi lain, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dari kisaran 3,75 persen ke kisaran 3,87 persen untuk yield tenor 10 tahun. Pekan depan, Bank Sentral AS hampir dipastikan oleh pelaku pasar akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bp menjadi 5,25 persen - 5,5 persen.

“Pasar memang masih sensitif dengan perkembangan data ekonomi AS untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter Bank Sentral AS selanjutnya. Hari ini rupiah berpotensi pelemahan ke arah Rp 15.000, dengan potensi support di kisaran Rp 14.950 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com