Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Tarif LRT Jabodebek Rp 5.000-Rp 25.000 Sudah Pas, tapi..

Kompas.com - 21/07/2023, 10:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menetapkan tarif LRT Jabodebek sebesar Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan kilometer selanjutnya dikenakan Rp 700 per kilometer. Dari tarif dasar tersebut dapat diestimasikan tarif maksimal untuk jarak terjauh sekitar Rp 23.000-24.000.

Apakah besaran tarif LRT Jabodebek ini sudah pas untuk masyarakat?

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menilai tarif LRT Jabodebek sudah terjangkau untuk masyarakat. Pasalnya, tarif ini lebih murah dibandingkan ongkos membawa kendaraan pribadi.

Dia menjelaskan, bagi pengguna mobil dengan uang Rp 25.000 hanya cukup untuk membayar tol dari Jakarta ke Bekasi atau Cibubur. Itupun belum dihitung pembelian bahan bakar minyak (BBM), parkir kendaraan, dan kerugian akibat kemacetan.

Baca juga: Estimasi Tarif Maksimal LRT Jabodebek Rp 23.000-Rp 24.000

Sementara bagi pengendara motor, uang Rp 25.000 memanglah lebih mahal dibandingkan ongkos selama perjalanan. Namun, dengan menggunakan transportasi umum mereka akan terjamin keselamatannya, kenyamanan, dan tidak lelah di perjalanan sehingga bisa lebih produktif.

"Tarif LRT Jabodebek sebesar Rp 5.000-Rp 25.000 masih cukup terjangkau bila dibandingkan dengan ongkos membawa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat," ujar Darmaningtyas kepada Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Sederet Fakta Uji Coba LRT Jabodebek yang Disetop Sementara

Fasilitas angkutan pengumpan

Namun sayangnya LRT Jabodebek ini tidak difasilitasi dengan angkutan pengumpan agar penumpang mudah mengakses menuju dan dari stasiun yang ada di luar Jakarta.

Sementara untuk akses stasiun LRT Jabodebek di Jakarta sudah cukup bagus dan terkoneksi dengan berbagai moda transportasi lain.

"Masalah operasional LRT Jabodebek bukan sekadar tariff saja, tapi yang paling penting adalah angkutan pengumpan menuju/dari stasiun terutama di luar Jakarta," ucapnya.

Baca juga: Blue Bird Bidik Jadi Transportasi Penghubung LRT Jabodebek dan Kereta Cepat

 

Biaya angkutan pengumpan yang jadi beban

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportrasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno.

Djoko bilang, jika angkutan pengumpan ini tidak disediakan maka penumpang LRT Jabodebek akan kesulitan mengakses stasiun dari kawasan perumahan begitupun sebaliknya.

Sehingga tidak hanya tarif LRT Jabodebek saja yang perlu diperhitungkan, penumpang juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk ongkos menuju stasiun atau kawasan perumahan.

"(Penumpang harus menghitung biaya) dari situ (perumahan) ke stasiun berapa, LRTnya berapa kan gitu. Karena orang-orang di sana itu sehari-hari ngabisin duit sekitar Rp 75.000-Rp 100.000 kalau bawa mobil," kata Djoko kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Resmi, Tarif LRT Jabodebek Rp 5.000 untuk Kilometer Pertama

Masalah lahan parkir di stasiun

Jika penumpang menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju stasiun, lahan parkir yang disediakan di Stasiun Harjamukti misalnya tidak memiliki lahan yang cukup untuk menampung kendaraan dalam jumlah banyak.

Kalaupun ada lahan parkir, kata dia, tentu penumpang juga harus mengeluarkan ongkos parkir yang bisa saja lebih mahal dari tarif LRT Jabodebek yang dibayarkan.

"Kalau tidak ada feeder mau apa? Mau berlari atau bawa mobil? Kalau bawa mobil parkir lagi, kalau parkirnya progresif lebih mahal," ucapnya.

Oleh karenanya, meski tarif LRT Jabodebek sudah sesuai tapi jika fasilitas pendukung seperti feeder di stasiun-stasiun di luar Jakarta tidak mumpuni maka tetap akan memberatkan masyarakat.

"(Tarif LRT Jabodebek) itu hasil survei mungkin ya. Tapi harus diperhitungkan total dari berangkat dari rumah menuju stasiun, kemudian ke tempat tujuan naik LRT kembali lagi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com