Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transisi Energi Bersih, Indonesia Dapat Kucuran Rp 135 Miliar dari Inggris

Kompas.com - 04/08/2023, 13:18 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dan pemerintah Inggris memperpanjang kerja sama program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari). Kerja sama yang semula hingga 2024, kini diperpanjang menjadi hingga 2027.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pada perpanjangan ini, Inggris menambah kucuran dana ke Indonesia sebesar Rp 135 miliar. Hal ini diharapkan mampu mendukung RI mencapai target emisi nol atau net zero emission (NZE).

"Awalnya, program Mentari dijadwalkan akan berakhir pada 2024, namun sekarang akan diperpanjang hingga tahun 2027. Inggris juga akan memberikan tambahan GBP 6,5 juta atau setara Rp 135 miliar untuk mempertahankan dan meningkatkan inisiatif program tersebut," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Capai Emisi Nol Karbon, PLN Gencar Bangun Pembangkit Tenaga Hidro

Arifin mengatakan, Mentari telah menjadi mitra utama yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, mengedepankan kebijakan, rekomendasi dan kajian teknis.

"Mereka juga telah menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia," kata dia.

Ia menambahkan, selain program Mentari, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program, termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO).

"Kami proyeksikan bahwa kemitraan ini akan terus berkembang, mempromosikan kerja sama teknis, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau antara kedua negara," ucap dia.

Menurutnya, Indonesia mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju target energi bersih.

Indonesia setidaknya membutuhkan investasi hingga 1 triliun dollar AS sampai dengan tahun 2060 untuk membangun pembangkit dan transmisi energi terbarukan.

"Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batubara di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerja sama yang luas untuk mencapai target tersebut," papar Arifin.

Sementara itu, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan berpotensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan.

Oleh sebab itu, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara. Terlebih, RI saat ini sedang mendorong transisi dari energi berbasis batu bara ke energi bersih.

"Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih, serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujar Stuart.

Untuk diketahui, program Mentari mulanya dilaksanakan pada periode 2020-2024, dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian ESDM dengan The Foreign and Commonwealth Office UK yaitu di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP).

Waktu pelaksanaan program Mentari telah dilakukan addendum penambahan 3 tahun, dari semula periode 2020-2024 menjadi 2020-2027 serta penambahan Dewan Pengarah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM.

Baca juga: Kementerian ESDM: Beli Elpiji 3 Kg Harus Terdaftar tapi Belum Dibatasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com