Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Strategi Kementan Genjot Produksi dan Ekspor Produk Hortikultura

Kompas.com - 22/08/2023, 14:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Muhammad Taufik Ratule membeberkan ada tiga strategi yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produksi dan ekspor produk hortikultura.

Strategi pertama adalah pengembangan kampung hortikultura yang menanam varietas sayuran, buah, tanaman obat, dan florikultura.

Taufik menjelaskan, dalam program ini Kementan menggunakan konsep one village one variety atau 1 kampung 1 varietas yang ditanam. Dalam hal ini 1 kampung tersebut harus menanam tanaman hortikultura sebanyak 5-10 hektar dan melibatkan off taker termasuk jaringan pasar.

"Dengan program ini diharapkan bisa menjadi kawasan korporasi bukan hanya untuk produksi dalam negeri tapi juga menjadi desa untuk ekspor. Dan sampai tahun ini ada hampir 6.000 kampung yang ikut dalam program ini," ujar Taufiq dalam forum diskusi grup secara virtual, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Dilema Menko Airlangga: Kalau Kita Declare Darurat PMK, Seluruh Ekspor Holtikultura akan Dilarang...

Dalam program ini Kementan memberikan benih, pengawalan dan pendampingan intensif dari hulu ke hilir serta fasilitas akses permodalan (KUR) yang juga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani hortikultura.

Strategi kedua lanjut Taufik adalah dengan membuat program hilirisasi dengan menumbuhkan UMKM Hortikultura.

Dalam hal ini Kementan tengah memberikan bantuan berupa bangunan bangsal pascapanen, sarana atau alat pasca panen serta alat pengolahan. "Alhamdulillah sudah ada 400-an UMKM sampai 2022 dan ini olahannya untuk ekspor," ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Jewawut, Tanaman Pangan Alternatif yang Kaya Nutrisi

 


Strategi yang terakhir adalah melakukan modernisasi hortukultura. Kementan telah membangun pengembangan smart farming di beberapa lokasi.

Adapun di antaranya disebutkan Taufiq adalah di Malang untuk smart farming bawang merah, Cianjur untuk cabai, Bandung Barat untuk sayuran daun, hingga Wonosobo untuk sayur daun dan buah.

"Dan ini semua sudah dalam bentuk digital untuk membantu produksi semua komoditas hortikultura," pungkas Taufik.

Baca juga: Atasi Kekeringan di Indramayu, Ditjen PSP Kementan Siap Bantu Pompanisasi dan Pipanisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com