Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Waspadai Migrasi Pengguna Pertamax ke Pertalite

Kompas.com - 15/09/2023, 20:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mewaspadai tren kenaikan harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan sudah tembus 93 dollar AS per barrel, menjadi level tertinggi di tahun ini.

Ia menuturkan, kenaikan harga minyak mentah telah membuat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi. Kondisi ini pun dapat memicu terjadinya peningkatan konsumsi Pertalite karena masyarakat beralih dari BBM non-subsidi ke BBM subsidi.

“Kemarin sudah lihat yang (BBM) non-subsidi kan baru pada naik tuh, ini juga nanti akan mendorong yang pakai Pertalite naik,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Alasan SPBU BP-AKR Tak Lagi Jual BBM Setara Pertalite

Oleh sebab itu, ia bilang penting untuk mendorong masyarakat yang mampu tetap menggunakan BBM non-subsidi. Sebab jika banyak yang beralih menggunakan Pertalite, maka akan membuat kuota yang ditetapkan pada APBN menjadi jebol dan membebani keuangan negara.

Ia berharap masyarakat memiliki kesadaran tetap menggunakan BBM non-subsidi yang lebih ramah lingkungan mengingat nilai oktannya lebih tinggi dibandingkan Pertalite.

“Inilah kita imbau supaya jangan masuk ke sektor subsidi. Ini juga yang berkendara banyak yang segmen yang mampu, seharusnya bisa lah mengkonsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan,” kata dia.

Baca juga: Video Viral Air Sumur di Gunung Sindur Tercemar BBM, Pertamina: Terindikasi Pertalite

Ketika ditanya potensi kenaikan harga Pertalite seiring naiknya harga minyak mentah, Arifin bilang, pemerintah saat ini tengah mendorong penggunaan kendaraan listrik di masyarakat. Menurutnya, ini upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan BBM.

Selain itu, penggunaan kendaraan listrik memiliki banyak manfaat mulai dari mengurangi impor minyak mentah sehingga menghemat devisa, hingga penciptaan lapangan baru dengan terciptanya ekosistem kendaraan listrik.

“Konversi kendaraan listrik harus kita percepat, karena itu manfaatnya banyak,” ucap Arifin.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Tembus 93 Dollar AS Per Barrel, Jadi Level Tertinggi pada 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com