Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesna Garap PLTS untuk Pasok Energi Bersih ke Smelter Nickel Industries di Morowali

Kompas.com - 04/10/2023, 21:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sumber Energi Surya Nusantara (Sesna) teken kontrak dengan perusahaan asal Australia, Nickel Industries Limited (Nickel Industries) untuk menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang akan memasok energi bersih ke operasional smelter Nickel Industries.

Smelter tersebut berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Nantinya kebutuhan energi smelter Nickel Industries akan dipasok dari PLTS yang berkapasitas mencapai 200 MWp dan memiliki penyimpanan baterai 20 MWh.

Kerja sama keduanya ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Sewa Operasional dan Layanan (OLSA) antara CEO dan Pendiri Sesna Group Rico Syah Alam dengan Managing Director Nickel Industries Justin C. Werner di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Baca juga: PLN Gandeng Perusahaan Energi UEA untuk Ekspansi PLTS Terapung Cirata

Rico mengatakan, Sesna sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), menawarkan skema kerja sama yang menarik dan kompetitif. Hal ini untuk menjawab persoalan bahwa transisi energi terhambat karena pembiayaan yang tinggi.

Dia menjelaskan, pembiayaan pembangunan PLTS di Morowali ini sama sekali tidak dibebankan atau melibatkan Nickel Industries sebagai pelanggan. Skema pembiayaan yang digunakan adalah kontrak dengan harga tetap tanpa eskalasi.

"Proyek ini menunjukkan kekuatan kolaborasi antara pemain global seperti Nickel Industries dan Sesna sebagai entitas bisnis lokal, yang menunjukkan bagaimana bersama-sama, kita dapat berkolaborasi dan mencapai tujuan yang monumental," kata Rico dalam acara penandatanganan.

Sementara itu, Managing Director Nickel Industries Justin mengatakan, PLTS ini akan menjadi salah satu proyek tenaga surya terbesar yang akan diimplementasikan di Indonesia hingga saat ini. Hal itu menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi.

"Ini komitmen kami untuk menjadi yang terdepan dalam transisi menuju energi terbarukan di Indonesia, serta mempelopori masa depan yang lebih berkelanjutan untuk industri pertambangan dan pengolahan di Indonesia," ujarnya.

Adapun proyek PLTS ini merupakan kerja sama lanjutan setelah sebelumnya telah dilakukan penyediaan sistem tenaga surya oleh Sesna dengan kapasitas 396 kW dan penyimpanan baterai 250 kWh untuk kamp dan area perkantoran anak usaha Nickel Industries, PT Hengjaya Mineralindo.

Justin bilang, Nickel Industries terus memprioritaskan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Dengan pemanfaatan energi matahari untuk kebutuhan operasional, maka opsi keberlanjutan akan terlihat dalam rantai nilai dari hulu ke hilir.

Dengan demikian, jejak karbon akan semakin diminimalisir dalam industri pertambangan.

"Proyek (PLTS) ini menandai langkah baru dalam upaya berkelanjutan kami untuk mengurangi jejak karbon di seluruh aset pengolahan hilir yang kami miliki saat ini, serta dapat menjadi sumber energi terbarukan yang bersih bagi potensi proyek ENC HPAL di masa depan, yang ditargetkan sebagai salah satu proyek dengan emisi karbon terendah di seluruh dunia," tutupnya.

Baca juga: Perusahaan Energi UEA Bakal Bangun Proyek PLTS Terapung Senilai Rp 1,7 Triliun di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com