Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak di Zona Hijau Pagi Ini, Rupiah Merah

Kompas.com - 13/10/2023, 09:20 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (13/10/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.959,73 atau naik 0,35 persen (24,5 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.935,15.

Sebanyak 191 saham melaju di zona hijau dan 140 saham di zona merah. Sedangkan 232 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 501 miliar dengan volume 1,5 miliar saham.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, potensi pergerakan IHSG terlihat masih memiliki kekuatan untuk kembali naik dalam jangka panjang, mengingat kondisi perekonomian yang terlihat masih cukup stabil terlihat dari rilis data perekonomian.

“Dalam jangka pendek sentimen fluktuasi harga komoditas dan pergerakan nilai tukar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola gerak IHSG, peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori negatif. Nikkei Jepang melemah 0,29 persen (93,8 poin) pada level 32.400, Hang Seng Hong Kong di posisi 17.917,1 atau terkoreksi 1,7 persen (321,1 poin), Shanghai Komposit turun 0,73 persen (22,6 poin) pada level 3.085,27, dan, Strait Times melemah 0,8 persen (27,6 poin) pada level 3.191,05

Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.03 WIB rupiah berada pada level Rp 15.730 per dollar AS, atau turun 30 poin (0,19 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.700 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena data Inflasin Konsumen AS bulan September menunjukkan inflasi yang juga belum turun. Data menunjukkan kenaikan inflasi 3,7 persen sama seperti bulan sebelumnya.

“Rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dollar AS. Hari ini potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 15.730 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.650 per dollar AS,” jelas Ariston.

Baca juga: Perang Israel-Hamas Bikin Bursa Saham AS Menguat


Selain itu data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis semalam juga menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang masih solid. Angka klaim masih di kisaran 209.000 seperti pekan sebelumnya.

Hasil ini mengukuhkan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Indeks dollar AS kembali menguat di atas 106 setelah sebelumnya bergerak di kisaran 105. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun terlihat bergerak naik.

Data lain yang mungkin mempengaruhi rupiah terhadap dollar AS mungkin data inflasi China yang baru saja dirilis pagi ini. Data menunjukkan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya yang bisa diartikan ada penurunan aktivitas ekonomi di China.

“Ini mungkin juga memberikan tekanan untuk rupiah dimana China adalah partner dagang besar untuk Indonesia,” tegas Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com