Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bertemu Ombudsman RI, Kementan Bicarakan Tantangan Sawit dan Tebu hingga EBT

Kompas.com - 20/10/2023, 20:29 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi beserta jajaran lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) berkoordinasi dengan anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) Yeka Hendra Fatika di Kantor Pusat Kementan, Jumat (20/10/2023).

Pertemuan itu dilakukan untuk membiacarakan pelayanan publik di sektor pertanian dan pangan. Muncul juga pembahasan mengenai tantangan perkebunan kelapa sawit serta energi baru dan terbarukan (EBT).

"Perlunya koordinasi antarinstansi pemerintah, dinas, pemerintah daerah, badan/lembaga terkait, hingga sampai ke kelompok taninya guna menyelaraskan kepentingan dan terciptanya pertanian yang transparan," ujar Yeka melalui keterangan persnya, Jumat (20/10/2023).

Yeka mengatakan, agenda Ombudsman perlu disinergikan agar rencana dan fokus untuk memperbaiki aspek-aspek penting dalam pengembangan pembangunan pertanian.

Baca juga: Tangani Kebakaran Lahan Perkebunan, Kementan Gaungkan Metode Pengendalian Ramah Lingkungan

"Agar pelayanan publik kepada petani maupun pekebun bisa ditingkatkan. Kita akan bahas bersama supaya bisa menemukan solusi tepat guna untuk kebijakan perkebunan, hortikultura, pakan, unggas, alat dan mesin pertanian (alsintan)," jelasnya.

Menurut Ombudsman, terdapat catatan penting tentang kelapa sawit, yakni pembinaan, pengawasan, serta penyediaan data produksi sawit nasional yang akurat, transparan dan akuntabel.

Selain itu tantangan capaian kinerja Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan program biodiesel juga menjadi isu yang harus segera direalisasikan sesuai target.

Sementara itu, Plt Mentan Arief Prasetyo Adi mengapresiasi koordinasi Kementan dengan Ombudsman RI. Ia mengaku senang bahwa Ombudsman hadir untuk membahas isu-isu pertanian.

Baca juga: Gandeng BUMN dan Pemda, Kementan Bertekad Kembalikan Kejayaan Kakao

"Intinya, mari kita bersinergi, supaya bisa lebih optimal dalam melayani petani maupun pekebun dan publik kita. Transparansi itu penting, dan kita ini pelayan publik," ujar Arief.

Arief pun meminta jajarannya untuk memaksimalkan berbagai program perubahan pertanian. Ia juga berpesan kepada Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah untuk segera membentuk program akselerasi PSR, mengembangkan biodiesel dari tebu dan sawit, serta melakukan replanting teh dan kopi.

"Sawitnya sudah bagus, kemudian kalau bisa kita buat pabrik minyak merah untuk pekebun sawit kita, dan itu bisa jadi sumber penghasilan tambahan juga untuk pekebunnya," jelas Arief.

Sementara untuk komoditas lain, sebut dia, bisa dijadikan sebagai EBT. Contohnya tebu yang bisa diolah menjadi etanol.

Baca juga: 52 Saksi Diperiksa soal Dugaan Pemerasan SYL, Ada 8 Pegawai KPK dan 14 dari Kementan

"Selain itu, kita juga harus bisa mencadangkan gula untuk ekspor. Kemudian kita kan belum pernah replanting teh dan kopi, alokasikan ke situ juga," ujar Arief.

Kementan berkoordinasi dengan Ombudsman RI di Kantor Pusat Kementan, Jumat (20/10/2023).DOK. Kementan Kementan berkoordinasi dengan Ombudsman RI di Kantor Pusat Kementan, Jumat (20/10/2023).

Merespons instruksi Plt Mentan, Dirjenbun Andi Nur Alam Syah mengaku siap untuk meneruskan program-program lanjutan. Ia bahkan telah menyiapkan strategi tata kelola kelapa sawit nasional.

"Kami sudah menyiapkan Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (SIPERIBUN), Pengelolaan Perkebunan Sawit Berkelanjutan, Satgas Sawit dan Gugus Tugas Monitoring TBS, dan pengembangan tebu serta strategi pencapaian swasembada gula konsumsi," jelasnya.

Di samping itu, Andi juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti pemerintah daerah (pemda), kementerian/lembaga (K/L), serta pihak terkait lain untuk menemukan solusi serta strategi cepat dan tepat dalam mencapai target program perkebunan.

Baca juga: Kementan Perjuangkan Sawit Berkelanjutan agar Diterima di Pasar Uni Eropa

Menurutnya, sawit berkelanjutan bisa menjadi program untuk menggerakan biodiesel di Tanah Air. Oleh karenanya, biodiesel dari sawit dan tebu akan terus dikembangkan sesuai arahan Plt Mentan.

"Biodiesel akan menjadi salah satu energi terbarukan yang bisa menggantikan bahan bakar fosil yang akan habis. Untuk replanting teh dan kopi, kita akan garap dulu datanya, kemudian dikoordinasikan dengan pihak terkait," jelas Andi Nur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com