Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI: Penerapan Pajak dan Bursa Karbon adalah Upaya Kurangi Emisi

Kompas.com - 07/11/2023, 17:43 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai negara di dunia saat ini sedang menghadapi masalah serius terkait dengan pemburukan lingkungan. Dampak yang dihasilkan dari pemburukan ini sangat signifikan dan dapat mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk mencegah terjadinya bencana besar yang dapat ditimbulkan oleh pemburukan lingkungan ini.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik, salah satu upaya yang telah dilakukan secara global adalah melalui konvensi PBB tentang perubahan iklim United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), yang dibentuk sejak pertemuan Rio pada tahun 1992.

Sejak saat itu, banyak regulasi dan kebijakan telah diterapkan oleh berbagai pembuat kebijakan di seluruh dunia. Langkah ini tentu akan berdampak signifikan bagi semua pelaku usaha.

“Dampak yang kita bisa rasakan kalau pemburukan terus terjadi, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah supaya bencana besar itu tidak terjadi. Salah satu yang sudah di lakukan secara global, antara lain sejak Rio Summit tahun 1992 dimana disitu terbentuk UNFCCC sampai saat ini sudah banyak sekali intervensi dalam bentuk regulasi yang dilakukan oleh banyak policy maker di seluruh dunia,” kata Jeffrey di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Disinggung Luhut, Apa Kabar Pajak Karbon?

Berbagai pemangku kepentingan seperti investor, lembaga keuangan, dan para pembuat kebijakan pun berkomitmen untuk memberikan dorongan kepada pelaku usaha agar lebih memperhatikan pentingnya lingkungan.

Para investor telah menunjukkan minat besar terhadap perusahaan yang mengimplementasikan tindakan mitigasi dalam aktivitas bisnisnya.

Demikian pula, lembaga keuangan telah mengintegrasikan konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam penyaluran kredit dan pembiayaannya. Bahkan, pelanggan dan karyawan juga semakin peduli dengan perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

Baca juga: Soal Penerapan Pajak Karbon, Kewenangan Ada di Pemerintah

Mengingat pentingnya isu perubahan iklim ini, pelaku usaha dituntut untuk melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi guna mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas usahanya terhadap lingkungan. Banyak perusahaan besar yang telah berkomitmen untuk mencapai target net zero.

Contoh perusahaan seperti Apple dan P&G telah menyatakan komitmennya untuk mencapai net zero pada tahun 2020. Apple bahkan tidak akan berurusan dengan pihak manapun yang tidak menjaga kelestarian lingkungan dan mencapai status carbon neutral pada tahun 2030.

Sejak perusahaan-perusahaan ini mengumumkan komitmennya, nilai perusahaan dan apresiasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk regulator, pelanggan, dan investor, meningkat secara signifikan.

“Apple dan P&G misalnya, mereka berkomitmen untuk net zero di tahun 2020, dan bahkan Apple tidak akan lagi mau berurusan atau berintegrasi bisnis dengan pihak manapun yang tidak mau konsern kepada carbon neutral di tahun 2030, sejak mencanangkan itu, valuasi mereka meningkat. Artinya mendapat apresiasi tidak hanya dari regulator dan pelanggan tapi juga dari para investor,” tambahnya.

Baca juga: OJK Sebut Potensi Bursa Karbon Sangat Besar


Salah satu alat yang digunakan untuk mencapai target net zero adalah dengan memperhitungkan nilai ekonomi karbon. Nilai ekonomi karbon dapat diimplementasikan melalui dua cara, yaitu dengan perdagangan karbon dan pajak karbon. Hampir seluruh negara di dunia telah menerapkan mekanisme untuk menghitung nilai ekonomi karbon.

“Salah satu alat untuk mencapai net zero itu adalah dengan memperhitungkan nilai ekonomi karbon. Nilai ekonomi karbon itu dapat dilakukan dengan dua cara, dengan perdagangan carbon dan pajak karbon,” ujar dia.

Harga unit karbon saat ini berkisar sekitar 50 dollar AS per ton, dengan harga terendah di Polandia dan harga tertinggi di Uruguay. Namun, di Indonesia, harga unit karbon saat ini hanya sekitar 4,5 dollar AS per ton. Topik harga wajarnya di Indonesia adalah antara 61 hingga 122 dollar AS per ton, yang sejalan dengan rekomendasi dari High-Level Commission on Carbon Prices.

Baca juga: Bursa Karbon Sepi Peminat, OJK: Jangan Bandingkan dengan Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com