Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Ungkap Penyebab Penyerapan Subsidi Motor Listrik Belum Maksimal hingga Akhir 2023

Kompas.com - 24/11/2023, 10:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir mengungkapkan penyebab penyerapan subsidi motor listrik tidak maksimal.

Erick bilang, hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya stok baterai kendaraan listrik.

"Ya memang (karena baterai langka). Kan yang namanya produksi mobil listrik dibandingkan kebutuhan kan sekarang belum sesuai, masih antre cukup panjang," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Lebih lanjut dia menjelaskan, pasar motor listrik secara global tidak sebesar di Indonesia, sehingga wajar jika produksi baterai motor listrik hanya sedikit dibandingkan baterai mobil listrik.

Baca juga: Angkasa Pura I dan II Dimerger, Erick Thohir Pastikan Tidak Ada PHK Karyawan

Oleh karenanya, pemerintah mendorong agar para investor berinvestasi di sektor baterai motor listrik di Indonesia. Mengingat potensi pasar motor listrik di Indonesia cukup besar dibandingkan negara lain.

"Kita mengundang kalau ada yang mau investasi baterai motor kita sangat terbuka," kata Erick.

Pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi turunan dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 untuk mendorong konversi motor konvensional ke motor listrik.

Aturan turunan itu juga akan mengatur ketentuan jenis baterai yang akan digunakan pada program konversi motor listrik.

"Itulah kenapa nanti di perpres ada turunannya, solusi untuk bagaimana perubahan dari motor sebelumnya jadi motor listrik jenis baterai seperti apa. Tapi kalau baterai sendiri belum ada," ucapnya.

Baca juga: Insentif Konversi Motor Listrik Naik Jadi Rp 10 Juta Per Unit

 


Dia menuturkan, untuk menyempurnakan ekosistem kendaraan listrik ini memang membutuhkan waktu untuk menyambungkan antara kebutuhan pasar dan produksi yang saat ini masih belum terpenuhi.

"Memang semuanya perlu sabar karena dalam menyambungkan dari kebutuhan market dan produksi belum ketemu. Apalagi nanti antara mobil dan baterai, ini belum ketemu. Makanya pemerintah ngeluarin Perpres 55 dan mendorong makin banyak investasi di Indonesia baik di mobil dan baterai, termasuk insentif supaya mendorong demand. Kalau bisa misalnya seluruh mobil di Indonesia nanti 50 persen jadi listrik misalnya," tuturnya.

Melansir dari laman resmi Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira), per hari ini Jumat (24/11/2023), sisa kuota subsidi motor listrik tercatat 185.939 unit dari target 200.000 unit sampai akhir 2023.

Secara lebih rinci, sebanyak 6.489 unit sudah masuk dalam proses pendaftaran. Lalu 3.424 unit sudah terverifikasi, dan 4.148 unit telah tersalurkan.

Baca juga: Anak Buah Luhut: Permintaan Motor Listrik Bersubsidi Rp 7 Juta Naik Dua Kali Lipat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com