Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Manfaat Asuransi Kesehatan di Tengah Mahalnya Biaya Medis

Kompas.com - 01/12/2023, 07:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya kesehatan yang semakin tinggi membuat masyarakt harus merogoh kocek lebih dalam ketika terkena penyakit.

Namun demikian, hal tersebut dapat diantisipasi oleh masyarakat dengan memiliki asuransi kesehatan.

Ketua Bidang Operational of Excellent IT & Digital (Customer Centricity) Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Edy Tuhirman mengimbau masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan.

"Agar masyarakat tidak menanggung sendiri risiko yang akan dihadapi," kata dia dalam dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Industri Asuransi Jiwa Januari-September 2023, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Klaim Asuransi Kesehatan Melonjak, Pengamat: Masih Terpengaruh Pandemi Covid-19

AAJI melaporkan, klaim asuransi kesehatan mencapai Rp 15,24 triliun pada kuartal III-2023.

Angka tersebut tumbuh 32,9 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 11,47 triliun. Pada tahun sebelumnya, klaim kesehatan tumbuh 35,1 persen secara tahunan.

Dengan demikian, klaim kesehatan hampir tumbuh dua kali lipat sejak 2021.

Padahal secara keseluruhan, klaim industri asuransi jiwa turun 4,4 persen secara tahunan menjadi Rp 122,46 triliun pada September 2023.

Baca juga: AAJI Paparkan Pentingnya Asuransi Kesehatan di Tengah Inflasi Medis

Edy menuturkan, penurunan total klaim berbanding terbalik dibandingkan klaim terkait asuransi kesehatan yang masih menunjukkan peningkatan yang tinggi.

"Sejak 2022, nilai klaim kesehatan lebih tinggi daripada klaim meninggal dunia," imbuh Edy.

Belum lagi, rasio pembayaran klaim asuransi kesehatan dengan pendapatan premi mencapai 122 persen.

Terdapat tiga penyebab klaim asuransi kesehatan meningkat, yakni dampak Covid-19, pemanasan global, dan inflasi kesehatan.

Pemanasan global membuat tren demam berdarah terus meningkat. Dulu, demam berdarah rawan terjadi di musim pancaroba, tetapi saat ini klaim demam berdarah terus meningkat setiap bulan.

Baca juga: Ada Inflasi Biaya Medis, Ini Tips agar Masyarakat Tak Terbebani

 


Asal tahu saja, rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan demam berdarah berkisar Rp 25 juta.

Klaim penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) juga mengalami peningkatan akibat dari buruknya kualitas udara.

Selain itu, waktu yang diperlukan untuk perawatan penyakit ISPA juga semakin lama, dari sekitar 2-3 hari menjadi 2 minggu.

Baca juga: AAJI Sebut Penyakit ISPA Jadi Penyebab Utama Klaim Asuransi Kesehatan

Selain itu, terjadi juga dampak inflasi dari luar negeri yang berimbas pada klaim kesehatan. Pasalnya, mayoritas peralatan medis dan obat-obatan berasal dari luar negeri.

"Jadi selain ada peningkatan frekuensi klaim yang terjadi, juga terjadi peningkatan klaim per unitnya," jelas dia.

Untuk menanggulangi hal tersebut, industri asuransi jiwa dapat melakukan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan menaikkan tingkat premi.

"Asuransi juga sudah melakukan itu (peningkatan premi), tapi itu sejujurnya belum cukup untuk menutupi klaim yang terjadi," terang dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com