Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AAJI Paparkan Pentingnya Asuransi Kesehatan di Tengah Inflasi Medis

Kompas.com - 25/07/2023, 21:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indoensia (AAJI) mengatakan, terdapat tren penggunaan asuransi kesehatan oleh masyarakat, khususnya pasca pandemi Covid-19.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, penting untuk membuka peluang kerja sama demi memaksimalkan peran asuransi kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Telah terjadi perubahan dalam morbiditas tingkat kesehatan masyarakat, apakah berkaitan dengan Covid-19. Apakah sekarang kalau sakit cenderung lebih lama, opname lebih lama, gangguan paru lebih sering, klaim (asuransi kesehatan) memang sedang meningkat," kata dia dalam Media Workshop bertajuk Asuransi Kesehatan: Tantangan, Peluang, dan Industri Pendukungnya, Selasa (25/7/2023).

Ia menambahkan, ketika klaim asuransi kesehatan terus meningkat dan rasio kerugaiannya (loss ratio) naik, premi asuransi akan disesuaikan.

Baca juga: AAJI Proyeksikan Jumlah Tertanggung Tumbuh Meski Premi Melandai

"Ketika hal tersebut terus terjadi akan tiba masanya masyarakat, yang masih butuh asuransi kesehatannya, tapi kok jadi berat," imbuh dia.

Budi memerinci, peningkatan nilai klaim untuk jenis pertanggungan asuransi kesehatan diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya proyeksi inflasi medis sekitar 13,6 persen di tahun 2023.

Selain itu ada juga faktor perkembangan teknologi medis yang terbaru dan tren masyarakat yang memulai kembali perawatan kesehatan yang mungkin sempat tertunda di masa pandemi.

Untuk itu, Budi mengimbau, pada fenomena peningkatan biaya perawatan medis ini, masyarakat diharapkan memiliki asuransi kesehatan.

"Inflasi medis sebesar 13,6 persen, lebih besar empat kali lipat dari inflasi ekonomi secara umum yaitu 3,5 persen. Jika tidak menggunakan asuransi, maka biaya yang harus dikeluarkan secara pribadi (out of pocket) akan semakin tinggi,” ujar Budi.

Baca juga: AAJI: Agen Tetap Jadi Ujung Tombak Penetrasi Industri Asuransi Jiwa

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko dan GCG AAJI Fauzi Arfan menuturkan, adanya peningkatan minat masyarakat terhadap produk-produk asuransi jiwa khususnya pada

produk asuransi jiwa tradisional juga memberikan dampak pada peningkatan pertanggungan asuransi kesehatan.

"Namun demikian, peningkatan aktivitas masyarakat untuk memperoleh perawatan medis juga meningkatkan angka klaim untuk asuransi kesehatan," ucap dia.

Ia memaparkan, premi produk yang memiliki pertanggungan asuransi kesehatan tercatat Rp 5,28 triliun sampai Maret 2023. Jumlah tersebut tumbuh 22 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, klaim asuransi kesehatan tercatat Rp 4,6 triliun sampai kuartal I-2023. Angka tersebut tumbuh 38 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan angka klaim yang lebih cepat ketimbang angka preminya menjadikan rasio premi dengan klaim untuk produk asuransi kesehatan menjadi menurun,” tandas Fauzi.

Sebagai informasi, Mercer Marsh Benefits (MMB) dalam Health Trends 2023 melaporkan tren biaya kesehatan atau medical trend rate di Indonesia diproyeksikan meningkat sampai dengan 13,6 persen di tahun 2023.

Proyeksi kenaikan biaya kesehatan ini bahkan lebih tinggi jika disandingkan dengan rata-rata di Asia yakni sebesar 11,5 persen. Hal itu, termasuk lebih tinggi daripada perkiraan inflasi Indonesia yang diperkirakan bisa menyentuh level 4 persen.

Baca juga: AAJI: Agen Asuransi Nakal Bakal Masuk Blacklist, Tak Bisa Kembali ke Industri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com