Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kompas.com - 08/12/2023, 08:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih mengkaji usulan penambahan stasiun kereta cepat Whoosh di Kopo, Bandung, Jawa Barat yang dilontarkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal setelah acara Penandatanganan Kontrak Subsidi Penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jabodebek Tahun 2023 di Stasiun LRT Jabodebek Halim, Jakarta, Kamis (7/12/203).

"Sudah kita bahas untuk itu usulan untuk itu perlu dikaji lebih lanjut. Intinya itu dulu, kita enggak bisa bicara terlalu jauh sebelum kita kaji," ujar Risal.

Risal bilang, kajian mengenai usulan ini perlu dilakukan dengan pihak terkait lainnya. Oleh karenanya untuk saat ini Risal masih belum dapat memastikan usulan ini akan direalisasikan ke depannya.

"Tunggu kajiannya dulu, kan enggak bisa kita putuskan, kan kita bicara waktu, perjalanan, jarak. Kita belum bisa bicara banyak tentang itu," ucapnya.

Baca juga: Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Dia mengungkapkan, pada pembahasan awal ini ada usulan untuk membangun Stasiun Kopo untuk kereta cepat Whoosh di Miko Mall. Namun usulan ini juga perlu dikaji.

"Baru ada usulan, ada usulan ada yang mau menyiapkan di Miko Mall itu, kalau dimungkinkam bisa jadi ditawarkan bisa jadi stasiun dan itu perlu kita kaji," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengusulkan agar kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh menambah stasiun di Kopo, Bandung, Jawa Barat.

Namun dia tetap menyerahkan keputusan penambahan stasiun Whoosh itu kepada operator, yakni PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

"Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/11/2023).

Dia menjelaskan, penambahan stasiun ini perlu dilakukan untuk kenyamanan yang penumpang Kereta Cepat Whoosh. Salah satunya soal ketersediaan kursi di kereta pengumpan atau KA Feeder saat sudah sampai di Padalarang.

"Pentingkan untuk kenyamanan penumpang, agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar," ucapnya.

Moeldoko menambahkan, KSP akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam mengkaji kemungkinan penambahan stasiun kereta api cepat.

"Silahkan dipersiapkan kajiannya," kata Moeldoko.

Baca juga: Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Mulai 1 Desember, Animo Masyarakat Bakal Susut?

 


Sementara itu, Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyebut, usulan pengembangan stasiun kereta api cepat di daerah Kopo, sudah menjadi pertimbangan.

Namun usulan ini masih belum dapat dilaksanakan lantaran menghadapi keterbatasan pendanaan dan izin penggunaan lahan di daerah tersebut. "Terdapat lahan sekitar 30 hektar di Kopo dan itu memungkinkan (dibangun stasiun), tetapi KCIC belum ada dana untuk itu,” ucap Dwiyana.

 Senada dengan hal tersebut, Pit. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Rifky Setiawan menilai perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pembangunan stasiun di Kopo.

Saat ini, fokus pendanaan dilakukan terhadap 4 stasiun yang sudah beroperasi yaitu Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar.

"Kalau nanti dibutuhkan 1 stasiun lagi, kami (Kemenkomarves) akan menyoroti dari sisi pendanaan," kata Rifky.

Baca juga: Moeldoko Usul Stasiun Kereta Cepat Ditambah di Kopo, Minta Kajian Disiapkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com