Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Sektor Finansial RI Sepanjang 2023, dan Proyeksinya di Tahun Depan

Kompas.com - 21/12/2023, 12:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar keuangan tahun ini seperti "roller coaster", perbedaan yang mencolok antara ekspektasi dan realitas terutama di negara maju menjadi penyebab utama volatilitas pasar keuangan global, yang juga berdampak pada pasar keuangan domestik.

Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Caroline Rusli mengatakan, di awal tahun ini kondisi makro ekonomi di negara maju, seperti resesi ekonomi AS, puncak Fed Funds Rate di 5 persen, dan moderasi penguatan nilai tukar dollar AS tidak terjadi di tahun 2023.

“Masih kuatnya perekonomian AS membuat kebijakan The Fed dipertahankan lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” jelas Caroline dalam siaran pers, Kamis (21/12/2023).

Baca juga: Chatib Basri: Ekonomi RI Berada di Tengah Perfect Storm Tantangan Global

Dia mengatakan, kondisi ini menyebabkan imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bergerak liar, dan sempat naik di atas 5 persen yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2007.

Karena perannya yang penting dalam sistem keuangan global, lonjakan pada imbal hasil Treasury AS ini memiliki dampak besar terhadap likuiditas global, selera investasi, nilai tukar dan kebijakan moneter bank sentral negara lain.

“Namun perkembangan terkini menjelang akhir tahun menunjukkan kondisi yang lebih kondusif di mana angka inflasi mereda dan perekonomian AS yang mulai melambat mendukung pandangan bahwa The Fed dapat menjadi lebih akomodatif,” jelas dia.

 Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 5,04 Persen Tahun Ini

Caroline menilai, risiko terkait kesenjangan antara ekspektasi dan realitas pada tahun 2024 akan lebih besar datang dari besarnya potensi penurunan Fed Funds Rate.

Dot plot atau proyeksi suku bunga tahun 2024 yang dikeluarkan The Fed pada rapat FOMC bulan ini meski menunjukkan penurunan lebih dalam sebesar 75 basis poin dibandingkan proyeksi sebelumnya 50 basis poin, namun potensi pemangkasan suku bunga tersebut tidak seagresif perkiraan pasar yang memperkirakan pemangkasan hingga 125 basis poin mulai bulan Maret.

“Narasi terkait prospek makro ekonomi negara maju di tahun 2024 yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat dan inflasi yang lebih jinak mempunyai potensi besar untuk terjadi, karena dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang sudah restriktif, tabungan era pandemi yang sudah tergerus dan normalisasi belanja di sektor jasa,” tambah dia.

Baca juga: Bos OJK Beberkan Penyebab Perekonomian RI Masih Akan Mampu Tumbuh di Tengah Ancaman Resesi Global

Ekonomi RI tahun depan

Tahun depan, Caroline menilai, prospek perekonomian domestik masih baik, di tengah potensi perlambatan ekonomi global. Dia menilai, pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2024 akan tetap stabil didukung oleh potensi meningkatnya belanja kampanye menjelang pilpres di bulan Februari dan Pilkada serentak di bulan November.

“Pesta demokrasi diharapkan dapat membantu memulihkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat bawah, melalui pencairan subsidi sosial yang lebih masif,” lanjutnya.

Dari sisi inflasi, berlalunya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi dan sinergi pengendalian inflasi yang baik antara Bank Indonesia dan Pemerintah baik pusat maupun daerah akan membuat inflasi tetap terkendali dan rendah.

“Potensi peralihan kebijakan moneter global yang lebih akomodatif di tahun depan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menjadi lebih akomodatif,” tegas dia.

Baca juga: Menko Airlangga: Sektor Konstruksi Sumbang 9,43 Persen ke PDB RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com