BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Ajinomoto

Langkah Ajinomoto Health Provider Pakai Energi Biomassa untuk Praktik Bisnis Berkelanjutan

Kompas.com - 29/12/2023, 17:28 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keberlanjutan lingkungan kini semakin menjadi perhatian bagi para pelaku bisnis. Tak lagi mengedepankan keuntungan semata, sektor industri mulai memfokuskan operasionalnya dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan.

Hal itu pula dilakukan PT Ajinomoto Indonesia atau Ajinomoto melalui Misi Global Ajinomoto Group 2030.

Dengan komitmen tersebut, Ajinomoto berupaya mengurangi emisi karbon dari kegiatan bisnis sebanyak 60 persen pada 2030.

Untuk mencapai komitmen itu, Ajinomoto meluncurkan boiler berbasis biomassa (biomass boiler) sebagai pengganti batu bara untuk Pabrik Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (1/11/2023).

Direktur PT Ajinomoto Indonesia Samsul Bahkri mengatakan bahwa biomass boiler merupakan komitmen Ajinomoto sebagai Health Provider untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s (SDGs).

“Grup Ajinomoto sendiri telah memperkenalkan biomassa di beberapa fasilitas produksi di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan memerangi perubahan iklim,” ucap Samsul dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Sebagai informasi, biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari organisme, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Biomassa umumnya memiliki nilai ekonomi rendah. Bahkan, biomassa dianggap sebagai limbah dari produk primernya.

Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar memberikan keuntungan tersendiri. Selain menghemat biaya dan mengefisienkan penggunaan energi, penggunaan biomassa juga dapat mengurangi limbah serta menekan emisi karbon.

Baca juga: Bertransformasi Menjadi Health Provider, Ajinomoto Giatkan Berbagai Inisiatif terkait Kesehatan dan Kelestarian Lingkungan

Samsul mengatakan, penggunaan biomassa di pabrik Ajinomoto Mojokerto turut membantu menekan emisi karbon hingga 36 persen.

“Kami ingin menunjukkan bahwa Ajinomoto peduli dengan lingkungan, apalagi lingkungan menjadi isu global. Tentu saja ini harus menjadi concern untuk bertransformasi menuju industri hijau,” tegas Samsul.

Samsul menjelaskan, Ajinomoto telah mengubah steam boiler pada pabrik Mojokerto yang selama ini menggunakan batu bara menjadi biomassa. Sumber biomassa berasal dari pelet kayu, serbuk kayu (sawdust), dan cangkang sawit (palm kernel shells).

Ajinomoto juga memanfaatkan produk samping industri minyak kayu putih, yakni daun dan kayu putih, sebagai biomassa. Untuk penyediaan sumber biomassa ini, Ajinomoto bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto.

Penggunaan biomassa, lanjut dia, juga memungkinkan operasional di pabrik Ajinomoto Mojokerto menerapkan prinsip ekonomi sirkular.

Pasalnya, abu sisa pembakaran dapat diolah kembali menjadi produk bernilai guna, yakni pupuk organik (GC MIX). Pupuk ini kemudian bisa dimanfaatkan oleh petani tebu.

Pemanfaatan biomassa pada pabrik tersebut pun mendapat apresiasi dari Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.

“PT Ajinomoto Indonesia dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam mengurangi emisi karbon. Nanti, manfaatnya juga bisa dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar pabrik Ajinomoto,” ujar Ikfina.

Tekan dampak lingkungan pada operasional perusahaan

Tak hanya menggunakan energi ramah lingkungan, Ajinomoto juga melakukan sejumlah upaya untuk menekan dampak lingkungan pada seluruh operasional perusahaan.

“Salah satunya, dengan mengurangi (reduce) pengurangan plastik melalui pengurangan kemasan plastik Masako,” jelas Samsul.

Kemudian, Ajinomoto juga menerapkan kemasan ramah lingkungan, yakni plastik bermaterial mono, untuk produk Sajiku Kurang Menyerap Minyak, dan kemasan kertas pada Aji-No-Moto.

Samsul mengatakan, Ajinomoto juga menerapkan prinsip recycle lewat pengadaan tempat sampah di Pasar Sememi, Surabaya, Jawa Timur. Program merupakan kerja sama Ajinomoto dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Rekosistem.

Di pabrik, lanjut dia, Ajinomoto juga menekankan efisiensi dalam pengelolaan air melalui rain harvesting.

Baca juga: Luncurkan Program Mapan, Ajinomoto Jajaki Bisnis Berkelanjutan

Sementara dalam pengolahan limbah, pihaknya juga memastikan proses tersebut dilakukan secara maksimal sebelum membuangnya ke Sungai Brantas.

“Kami juga menggunakan sabun cuci tangan berbasis asam amino yang ramah lingkungan,” ucap Samsul.

Samsul menambahkan, Ajinomoto juga melakukan BioCycle untuk menerapkan ekonomi sirkular. Lewat konsep ini, Ajinomoto mengelola dan memanfaatkan produk dari proses fermentasi secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Salah satunya adalah produk samping Ajinomoto yang diolah menjadi pupuk Ajifol untuk meningkatkan mutu pertanian.

Perpanjang harapan hidup sehat masyarakat

Sebagai bagian dari Misi Global Ajinomoto Group 2030, Ajinomoto juga berkomitmen untuk meningkatkan harapan hidup satu miliar orang di dunia.

Untuk itu, Ajinomoto melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah kesehatan dengan bertransformasi menjadi Health Provider.

Langkah utama yang dilakukan Ajinomoto adalah menghadirkan produk pendukung gaya hidup sehat. Pada produk Masako Gurihnya Pas, misalnya, Ajinomoto memastikan penggunaan garam yang lebih rendah 25 persen untuk membantu mencegah hipertensi.

“Ada pula produk Sajiku® Tepung Bumbu Menyerap Minyak Lebih Sedikit yang mampu menyerap minyak lebih sedikit ketimbang produk lain,” ujar Samsul.

Penggunaan biomassa di pabrik Ajinomoto Mojokerto turut membantu menekan emisi karbon hingga 36 persenAjinomoto Penggunaan biomassa di pabrik Ajinomoto Mojokerto turut membantu menekan emisi karbon hingga 36 persen

Untuk membantu memperpanjang harapan hidup sehat masyarakat, Ajinomoto juga menggiatkan kampanye Bijak Garam. Lewat kampanye ini, Ajinomoto mengedukasi masyarakat tentang manfaat pola makan rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat.

Caranya, dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam pengolahan makanan (memasak), lalu menambahkan penyedap Ajinomoto untuk menghasilkan rasa umami. Dengan begitu, masakan yang dihasilkan tetap lezat dan bergizi.

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Ajinomoto Gunakan Pupuk dari Produk Samping Penyedap Rasa

Kemudian, ada pula School Lunch Program (SLP) yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Agama (Kemenag). Program ini bertujuan untuk memberikan panduan menu makan siang bergizi seimbang dengan menggunakan produk Ajinomoto serta memberikan edukasi gizi kepada sekolah-sekolah.

Hasilnya, program tersebut dapat meningkatkan asupan gizi murid sehingga membantu memperbaiki status anemia.

Tak hanya anak-anak, Ajinomoto juga berfokus pada peningkatan kualitas hidup lanjut usia (lansia) melalui studi bertajuk “Elderly Project” yang dilakukan bersama tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2022.

“Melalui studi tersebut, Ajinomoto ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa pada usia lanjut, masyarakat tetap bisa meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup sehat,” ujar Samsul.

Menurut kajian itu, lanjut dia, lansia perlu menjaga asupan makanan bergizi seimbang serta mengurangi asupan gula, garam, dan lemak agar kualitas hidup terjaga dan harapan hidup sehat tercapai.

“Melalui langkah-langkah tersebut, Ajinomoto Indonesia berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk melakukan gerakan serupa demi menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Samsul.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com