Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kunjungi RDF Plant Cilacap, Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Pertama di RI

Kompas.com - 05/01/2024, 07:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia telah memiliki fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif atau refuse-derived fuel (RDF). Fasilitas ini berlokasi di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun melakukan kunjungan ke fasilitas RDF Plant Cilacap tersebut pada Selasa (2/1/2024) kemarin. Ini merupakan fasilitas RDF pertama di RI yang diresmikan sejak 2020.

Tinjauan itu bertujuan untuk melihat lebih dekat proses pengolahan sampah menjadi RDF, mulai dari pencacahan hingga pengayakan. Sampah yang diolah di fasilitas ini berasal dari 14 kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Baca juga: SMGR Gunakan RDF dalam Produksi Semen, Atasi Persoalan Sampah

Adapun mesin RDF di tempat pengolahan sampah tersebut memiliki kapasitas pengolahan hingga 200 ton per hari, namun baru terolah 150 ton per hari.

"Sampah yang terolah ini mampu menghasilkan produk pengganti bahan bakar atau batu bara hingga 60 ton per hari yang dimanfaatkan untuk bahan bakar tungku pembakaran bagi pabrik semen," ujar Jokowi dalam keterangannya, Kamis (4/1/2024).

Fasilitas RDF Plant Cilacap yang memiliki luas satu hektar ini dibangun atas inisiasi anak usaha Semen Indonesia Group (SIG), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang bekerja sama dengan Pemkab Cilacap, Pemprov Jawa Tengah, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan pemerintah Kerajaan Denmark.

Selain menjadi inisiator, SBI juga merupakan operator resmi sekaligus offtaker produk RDF yang dihasilkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif guna mengurangi penggunaan batu bara dalam produksi semen di SBI Pabrik Cilacap.

Baca juga: TPST Ramah Lingkungan di Cilacap Gunakan Teknologi RDF, Apa Itu?

Direktur Operasi SIG Reni Wulandari mengatakan, pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif ini merupakan terobosan dalam pemanfaatan sampah yang lebih ramah lingkungan serta menciptakan sirkular ekonomi bagi masyarakat. Pemanfaatan RDF juga sebagai salah satu upaya dekarbonisasi.

"Seiring pertumbuhan populasi, sampah menjadi masalah yang masih belum teratasi. Penerapan teknologi RDF menjadi salah satu solusi untuk membantu pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat dan mengurangi landfill," ujarnya.

"Pada sisi lain, RDF juga membantu industri pengguna batu bara seperti industri semen, untuk menurunkan emisi karbon dari proses produksi dan berkontribusi mendukung pencapaian target penurunan emisi karbon yang dicanangkan pemerintah," papar Reni.

Baca juga: Olah Sampah, Semen Indonesia Gunakan Teknologi RDF hingga Biomassa

Pada 2020, RDF Plant Cilacap berhasil mengolah 21.965 ton sampah perkotaan di Cilacap dan menghasilkan 7.668 ton RDF. Jumlah ini terus menunjukkan peningkatan pada tahun-tahun berikutnya.

Pada 2021, jumlah sampah yang diolah sebanyak 44.581 ton dan menghasilkan 20.168 ton RDF. Lalu di 2022, jumlah sampah yang diolah mencapai 47.837 ton dan menghasilkan 26.578 ton RDF.

Sedangkan pada tahun 2023, RDF yang telah digunakan sebagai bahan bakar alternatif di SBI Pabrik Cilacap mencapai sekitar 15.000 ton.

"Keberhasilan SBI menerapkan teknologi RDF di Cilacap, mendorong banyak pemerintah daerah untuk mereplikasi dan mewujudkan fasilitas RDF di daerah masing-masing. Hingga saat ini, SBI telah menjalin kerja sama dengan Pemprov Aceh, DKI Jakarta, Pemkab Sleman, Temanggung dan pengelola sampah di Denpasar, Bali," tutup Reni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com