Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Hijau, Dow Jones Sentuh Level Tertinggi

Kompas.com - 23/01/2024, 07:04 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Senin (22/1/2024) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Pada perdagangan hari Senin, investor melanjutkan relly Wall Street di akhir Januari.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik lebih dari 100 poin dan ditutup di atas 38.000 untuk pertama kalinya. Tepatnya, bertambah 138,01 poin, atau 0,36 persen, menjadi berakhir pada level 38.001,81.

Kenaikan pada hari Senin mendorong harga saham-saham blue chip penghuni Dow Jones ke rekor baru dan di atas level 38.000 untuk pertama kalinya.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Terkoreksi

S&P 500 bertambah 0,22 persen menjadi berakhir pada posisi 4.850,43. Indeks tersebut juga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Sementara itu, Nasdaq Komposit menguat 0,32 persen, dan ditutup pada level 15.360,29.

Saham milik Macy’s naik lebih dari 3 persen usai menolak kerja sama dengan perusahaan ritel dengan nilai kesepakatan 5,8 miliar dollar AS. Saham Solar Edge melonjak sekitar 4 persen karena perusahaan mengumumkan akan memberhentikan 16 persen tenaga kerjanya.

Sementara itu, saham Archer-Daniels-Midland anjlok lebih dari 24 persen setelah perusahaan memperkirakan pendapatan yang lebih rendah, di tengah penyelidikan CEO perusahaan Vikram Luthar terkait dengan praktik akuntansi.

Saham B Riley Financial tergelincir sekitar 2,5 persen setelah Bloomberg melaporkan bahwa regulator sedang menyelidiki perusahaan tersrbut karena dugaan aksi penipuan sekuritas.

Kenaikan harga saham pada hari Senin terjadi setelah indeks S&P 500 pada hari Jumat menembus rekor intraday dan mencapai penutupan tertinggi yang dicatat pada Januari 2022.

Pergerakan ini menandakan bahwa Wall Street memang berada dalam tren bullish sejak Oktober 2022 setelah saham-saham anjlok pada awal tahun tersebut.

“Ini hampir seperti ketakutan akan ketinggalan,” kata kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Brian Price mengutip CNBC.

“Kami mengalami sedikit volatilitas di awal tahun karena investor mungkin menyeimbangkan kembali portofolionya dan berupaya merealisasikan beberapa keuntungan. Namun kini, sepertinya kita melanjutkan tren yang sudah jelas terjadi,” tambah dia.

Baca juga: 5 Saham LQ45 Paling Cuan Sepekan, Ada TPIA dan AKRA

Dia menambahkan, kekuatan Wall Street mungkin bergantung pada apakah bank sentral AS berhasil melakukan soft landing, mendinginkan perekonomian untuk menurunkan inflasi, sekaligus menghindari resesi.

Para investor ritel memperkirakan sekitar 40 persen kemungkinan penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret mendatang berdasarkan FedWatch Tool dari CME Group.

Itu menandai penurunan tajam dari hampir 81% pada minggu sebelumnya. Ada kemungkinan hampir 58 persen bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, naik dari sekitar 19 persen pada minggu sebelumnya.

Investor akan mencermati serangkaian laporan ekonomi yang akan dirilis minggu ini, termasuk produk domestik bruto kuartal keempat pada hari Kamis dan ukuran inflasi favorit The Fed, hingga indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Desember yang akan dirilis Jumat pekan ini. Kedua laporan tersebut akan menentukan bagaimana The Fed memandang kebijakan moneter ke depan.

Baca juga: Saham Bank Mayapada Ambles, Harta Keluarga Tahir Susut Rp 1,1 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com