Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Menguat di Awal Sesi, Rupiah Koreksi

Kompas.com - 25/01/2024, 10:05 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (25/1/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 9.40 WIB, IHSG berada pada level 7.222,07 atau naik 8,4 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.227,82.

Sebanyak 251 saham melaju di zona hijau dan 191 saham di zona merah. Sedangkan 209 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,4 triliun dengan volume 2,8 miliar saham.

Baca juga: Saham Netflix Melonjak, Nasdaq da S&P 500 Berakhir Menguat

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, saat ini IHSG tidak dalam kondisi yang tenang, volatilitas tinggi namun area pergerakan masih terbatas sambil menguji support 7.200. Belum banyak yang bisa disimpulkan di saat seperti ini.

“Secara teknikal, pergerakan IHSG masih dalam tahap pengujian support 7.200, masih konsolidasi. Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam kecenderungan menguat, pada range 7.185 – 7.285,” ujar William dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed dengan penurunan Nikkei 0,24 persen (85,8 poin) ke level 36.137,99 dan Strait Times melemah 0,05 persen (1,68 poin) ke posisi 3.151,65. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,9 persen (157,2 poin) ke posisi 16.057,62, dan Shanghai Komposit menguat 0,67 persen (47,1 poin) ke posisi 2.867,93.

Baca juga: Mampukah IHSG Menguat Hari Ini? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.31 WIB rupiah berada pada level Rp 15.728 per dollar AS, atau turun 14 poin (0,09 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.713 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena dollar AS masih mendapatkan sentimen positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang tidak terburu-buru.

Semalam ekspektasi ini didukung oleh data PMI manufaktur AS bulan Januari yang di luar dugaan kembali masuk ke jalur ekspansi, setelah sebelumnya data menunjukan kondisi manufaktur yang berkontraksi.

"Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini. Potensi pelemahan rupiah hari ini ke kisaran Rp 15.750 per dollar AS - Rp 15.780 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.700 per dollar AS - Rp 15.680 per dollar AS," kata Ariston kepada Kompas.com.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com