Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHE Siapkan Bisnis Pengeboran "Deep Water" hingga "Geologic Hydrogen" untuk Keberlanjutan Energi Masa Depan

Kompas.com - 06/02/2024, 13:39 WIB
Aprillia Ika

Editor

LOMBOK, KOMPAS.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki tiga bisnis baru untuk menjamin keberlanjutan energi demi ketahanan energi nasional Indonesia di masa depan.

Tiga bisnis baru tersebut yakni pengeboran "deep water", carbon captured storage (CCS), dan "geologic hydrogen".

Hal itu disampaikan Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng dalam acara media gathering di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Selasa (6/2/2024).

Dia menegaskan, demi menjaga ketahanan energi nasional, eksplorasi cadangan minyak dan gas (migas) harus terus dilakukan. Sehingga, PHE sendiri akan terus melakukan eksplorasi cadangan migas secara masif dan agresif.

Muharram menerangkan bahwa persoalan migas bukan persoalan ekonomi semata, tapi bagian dari strategi keberlanjutan suatu bangsa. Sebab berkaca dari perang Rusia-Ukraina, terlihat bagaimana rentannya Eropa saat pasokan gas dari Rusia disetop.

Baca juga: Indonesia Harus Jaga Ketahanan Energi, Eksplorasi Migas Harus Makin Agresif

Dari kaca mata Indonesia sendiri, kebutuhan akan energi fosil minyak bumi pada 2050 diperkirakan masih tinggi, mencapai 24 persen atau 240 MTOE dari estimasi kebutuhan energi nasional sebesar 1.000 mega ton oil ekuivalen (MTOE). Jumlah tersebut setara dengan kebutuhan energi primer (fosil dan EBT) pada 2022.

"Dari mana energi untuk menopang kebutuhan energi nasional yang besar pada 2050? Tidak ada cara lain selain eksplorasi agresif dan masif. Untuk itulah PHE agresif lakukan eksplorasi. Bahkan hingga 2029 dari temuan-temuan kami harapannya sudah miliaran barrel," tegas Muharram.

Pada 2024 ini, PHE mendapatkan proyek eksplorasi di Malaysia yang digadang masuk "big fish" atau dengan potensi cadangan migas besar, yakni di lapangan SK 510. Proyek ini merupakan kolaborasi Petronas dengan Pertamina.

Di dalam negeri, PHE juga incar wilayah yang bakal jadi "big fish" juga. "Di Indonesia Timur ada yang kami incar. Maret (2024) ini keluar namanya," kata Muharram.

Baca juga: Pertamina dan Mitra Menang Lelang Blok Eksplorasi Migas di Malaysia

Bisnis baru

Selain itu, pada 2024 dan selanjutnya, PHE akan mendorong bisnis baru.

Pertama, pengeboran deep water. Menurut Muharram, pengeboran deep water bisa dilakukan di wilayah yang berpotensi seperti Natuna, Mahakam, bahkan Masela.

"Kompetensi Pertamina siap melakukannya," katanya.

Kedua, carbon captured storage (CCS). Muharram bilang, saat ini pilihan perusahaan-perusahaan besar di dunia adalah untuk memenuhi perjanjian soal Net Zero Emision (NZE).

"Tapi demi memenuhi ketahanan energi nasional, eksplorasi tetap dijalankan, tapi CO2-nya di-capture lalu di-storage kan kembali di reservoir, sehingga tidak menafikkan Perjanjian Paris," kata Muharram.

Potensi CCS di Indonesia antara lain ada di Asri Basin, South Sumatera Basin, dan East Java Basin.

Dia menambahkan, untuk biaya melakukan CCS ini, dikatakannya ke depan akan ada kompensasi dari pemerintah yang sedang disiapkan.

"Cost PHE untuk CCS tentu akan naik namun akan ada kompensasinya dari pemerintah. Bisa ditanyakan ke ESDM untuk itu," lanjutnya.

Baca juga: CCS, Teknologi Tepat Hadapi Susutnya Cadangan Minyak Dunia

Ketiga, geologic hydrogen. Menurut Muharram, harus ada proses elektrolisis untuk bisa menghasilkan hidrogen.

Indonesia sendiri dinilai kaya akan potensi hidrogen alam karena Indonesia kaya akan zat besi sebagai syarat terjadinya proses elektrolisis.

"Pionir hidrogen alam saat ini Mali di Afrika. Kami sendiri akan mulai studi potensi hidrogen dari alam Indonesia," kata Muharram.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com