Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KCI Mau Tambah Lagi 8 KRL Baru, Lelang Segera Dilakukan

Kompas.com - 07/02/2024, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter berencana menambah 8 rangkaian KRL baru lagi. Kini KCI sedang dalam tahap persiapan untuk pengadaannya.

Vice President Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan, penambahan 8 KRL menjadi upaya mengantisipasi adanya keterlambatan pada proses pemugaran atau retrofit yang digarap oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.

"Jadi kita mau melihat dulu seperti apa nanti retrofitnya untuk KRL, ini yang harus kita awasi dan memitigasi meminimalkan ada masalah keterlambatan, sehingga untuk persiapan-persiapan pengadaan yang 8 saat ini sudah dimulai lagi," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat KCI, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Pilih Impor KRL dari China, KCI Bantah Ada Konflik Kepentingan

Saat ini, KCI memang sedang melakukan pengadaan 19 KRL untuk dilakukan retrofit oleh INKA. Retrofit ini memakan biaya sebesar Rp 2,23 triliun.

Di sisi lain, KCI juga melakukan pengadaan 16 KRL baru yang sudah dipesan ke INKA senilai Rp 3,38 triliun. Lalu sedang dilakukan pula pengadaan 3 KRL baru yang diproduksi perusahaan China, CRRC Sifang senilai Rp 783 miliar.

Adapun untuk pengadaan 8 KRL baru yang akan dilakukan KCI tersebut, tidak termasuk pengadaan KRL baru dari INKA dan CRRC Sifang.

Baca juga: KCI Beberkan Spesifikasi KRL Impor China Lebih Unggul Dibanding Jepang

Anne menuturkan, untuk pengadaan 8 KRL baru akan dilakukan lelang terlebih dahulu untuk memutuskan siapa produsennya.

"Iya harus (lelang dari awal). Jadi ini kan tahapan, ini sedang persiapan pengadaannya," imbuh dia.

Terkait pendanaannya, Anne menjelaskan, pada dasarnya untuk pengadaan 19 KRL yang diretrofit, 16 KRL baru oleh INKA, dan 3 KRL baru oleh CRRC Sifang total nilainya 6,84 triliun.

Namun, dengan penambahan 8 KRL baru lagi, maka nilai pengadaannya bertambah sekitar Rp 2,3 triliun. Sehingga, total seluruh pendanaan yang dibutuhkan KCI untuk pengadaan KRL sekitar Rp 9 triliun.

Baca juga: KCI: Harga KRL dari China Lebih Murah Ketimbang Jepang

Sementara untuk kebutuhan pembiayaan pengadaan KRL itu, Anne menyebut, berasal dari pinjaman KAI Commuter senilai Rp 3,5 triliun, serta shareholder loan dari induk usahanya yakni PT KAI (Persero) sekitar Rp 800 miliar.

Kemudian ada suntikan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sekitar Rp 5-5,5 triliun yang akan cair secara bertahap. Adapun pada tahun ini KAI tengah menunggu pencairan PMN sebesar Rp 2 triliun.

"Jadi (total pendanaan) yang kita butuhkan sampai nanti ada 8 kereta baru itu, bisa sampai lebih dari Rp 9 triliun kalau dengan currency (kurs) sekarang, kan ini akan berubah terus," kata Anne.

Baca juga: Pilih Impor KRL dari China, KCI Sebut Spesifikasi Keretanya Pas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com