Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KCI Beberkan Spesifikasi KRL Impor China Lebih Unggul Dibanding Jepang

Kompas.com - 07/02/2024, 00:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengatakan harga murah bukan satu-satunya alasan untuk membeli rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) dari CRRC Sifang Co Ltd, China, namun ada hal teknis lain yang mampu dipenuhi oleh Negara Tirai Bambu tersebut.

Sekretaris Perusahaan KAI Commuter Anne Purba menyebut, selain pertimbangan harga, secara spesifikasi teknis, produk buatan China lebih mendekati apa yang dibutuhkan oleh Indonesia.

"Ada spesifikasi teknis yang sangat mendekati ya dari CRRC. Karena dia memang produksi benar-benar sesuai kebutuhan kita," ujar Anne ditemui di Kantor KAI Commuter di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (6/2/2024).

Anne menjelaskan, produksi China lebih unggul dari segi materi badan kereta karena menggunakan stainless steel, sedangkan buatan Korea Selatan masih menggunakan aluminium.

Baca juga: Kabar Whoosh Sepi Penumpang dan Pengurangan Argo Parahyangan

Selain itu, dari sisi harga, pengiriman, regulasi dalam negeri hingga hal teknis lainnya seperti air conditioner (AC) dalam KRL, ruang gerak di dalam rangkaian hingga prasarana lainnya, proposal yang diajukan China lebih cocok dengan kondisi di Indonesia.

"Pada saat kami menerima semua proposal itu memang CRRC paling kompetitif. Dan mereka juga kerja sama dengan 28 negara dalam pengadaan sarana kereta baik commuter atau high speed train di beberapa negara, termasuk Eropa dan Asia," kata Anne.

Anne juga membantah bahwa pengadaan KRL baru dari China karena mendapat ancaman tidak akan mendapat pendanaan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) jika ngotot mengimpor dari Jepang.

Saat ini, Indonesia masih menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dan Jepang untuk pengadaan kereta. Dengan Korea dan Eropa, Indonesia bekerja sama untuk pengadaan kereta bandara, sedangkan dengan Jepang, Indonesia masih berkerja sama mengenai teknologi.

"Tidak ada hubungannya. Pengadaannya, prosesnya, benar-benar tidak ada pengaruh dari siapapun, makanya selalu ada BPKP, LKPP jadi memang proses pengadaan harus ada pembanding, tidak ada rekomendasi dari siapapun," ucap Anne.

Baca juga: Sejarah KA Argo Parahyangan yang Kini Jadwalnya Berkurang Drastis

Impor 3 rangkaian

Sebelumnya KCI menyebut ada tiga rangkaian KRL baru yang dipesan KCI dari perusahaan CRRC Sifang China senilai Rp 783 miliar. Sejak teken kontrak pada 31 Januari 2024 lalu, tiga rangkaian KRL tersebut akan dikirim secara bertahap ke RI.

Rangkaian kereta pertama akan tiba dalam 13,5 bulan mendatang, atau sekitar Maret 2025. Sementara keseluruhan KRL akan tiba dalam 15 bulan mendatang, atau sekitar April 2025.

"Totalnya, untuk kedatangannya itu 15 bulan untuk semuanya, tetapi trainset (rangkaian kereta) pertama itu 13,5 bulan," ujar Anne.

Ia menuturkan, pengiriman dilakukan bertahap karena setiap rangkaian KRL terdiri dari 12 gerbong.

Nantinya, setelah rangkaian KRL tiba satu per satu, maka akan dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan jarak tempuh 4.000 kilometer (km).

Uji coba itu untuk mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Targetnya itu adalah lulus uji dulu yang 4.000 km. Jadi sekitar 15 bulan (seluruh rangkaian sampai), dan di bulan ke-16 sudah bisa melayani penumpang. Jadi ada sertifikasi dari DJKA," jelasnya.

Baca juga: Menyoal Food Estate di Era Presiden SBY, Gagal atau Sukses?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com