Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor KRL dari China, Wamen BUMN: Enggak Ada Hubungan dengan Whoosh

Kompas.com - 08/02/2024, 07:36 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menepis adanya konflik kepentingan dengan China terkait keputusan memilih impor rangkaian KRL baru dari negara tersebut.

Keputusan itu menimbulkan dugaan di publik bahwa adanya ancaman dari China Development Bank (CDB) yang akan menahan pemberian utang proyek Kereta Cepat Whoosh jika Indonesia pilih Jepang. Terlebih CRRC Sifang juga produsen Kereta Cepat Whoosh.

"Enggak, enggak ada hubungannya (dengan Kereta Cepat Whoosh)," ujar Kartika saat ditemui di Kemenko Marves, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Baca juga: KCIC Tambah 8 Jadwal Perjalanan Kereta Cepat Whoosh pada 8 Februari

Sebelumnya, dugaan adanya konflik kepentingan muncul lantaran proposal awal pengadaan KRL yang diterima oleh KCI adalah dari J-TREC, produsen KRL asal Jepang yang seluruh sahamnya dimiliki JR-East.

Namun berakhir dengan keputusan memesanan dari perusahaan China, CRRC Sifang. KCI pun telah meneken kontrak dengan CRRC Sifang untuk pengadaan tiga rangkaian KRL baru tipe KCI-SFC120-V senilai Rp 783 miliar pada 31 Januari 2024.

Vice President Corporate Secretary KCI Anne Purba pun turut membantah keputusan pengadaan impor rangkaian KRL baru dari CRRC Sifang berhubungan dengan proyek Kereta Cepat Whoosh.

"Tidak ada hubungannya, pure (murni) enggak ada hubungannya. Pengadaannya, prosesnya, benar-benar pengadaan. Tidak ada pengaruh dari siapa pun," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat KCI, Jakarta, Selasa (6/1/2024).

Ia menuturkan, proposal yang datang memang salah satunya dari J-TREC. Anne bilang, dalam proses yang berlangsung terjadi perubahan biaya pengadaan KRL dari proposal yang diajukan J-TREC di Juni 2023 dengan Oktober 2023.

Menurut Price Proposal JR East tanggal 30 Juni 2023 yang pernah dibagikan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Robertho saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Selasa (19/9/2023) lalu, harga 3 KRL baru dari pabrikan asal Jepang senilai Rp 676,8 miliar (asumsi kurs Rp 104,44 per yen).

Namun pada Oktober 2023 terjadi perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan J-TREC menjadi lebih tinggi dari proposal sebelumnya pada Juni 2023.

Meski begitu, Anne enggan mengungkapkan berapa perubahan biaya yang ditawarkan J-TREC.

"Tetapi Oktober (2023) proposal yang kami terima dari Jepang memang mengalami kenaikan. Sehingga perlu ada membandingkan dengan yang lain," kata dia.

Alhasil, KCI membandingkan harga kereta produksi perusahaan Jepang dengan perusahaan lainnya, seperti CRRC Sifang dari China, serta Wojin dan Dawonsys dari Korea Selatan (Korsel).

Baca juga: KCI Mau Tambah Lagi 8 KRL Baru, Lelang Segera Dilakukan

Setelah mempertimbangkan proposal dari keempat perusahaan itu, KCI pun memutuskan untuk memesan KRL baru dari CCRC Sifang. Anne menyebut, dari sisi harga CCRC Sifang lebih kompetitif ketimbang negara lainnya.

Selain perihal biaya, KCI memilih memesan KRL baru dari China karena spesifikasi teknisnya paling mendekati kebutuhan RI. Spesifikasi ini mengacu pada yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

"Ada spesifikasi teknis yang sangat mendekati dari CRRC, karena dia memang produksi benar-benar sesuai kebutuhan kita. Kalau yang dari Korea, mayoritas mereka masih menggunakan alumunium, sementara kita kan sudah stainless steel," ungkap Anne.

Spesifikasi lainnya yang juga dipertimbangkan yakni ruang bebas, prasarana, ukuran rel, hingga kualitas AC. Berbagai spesifikasi itu dinilai bisa dipenuhi oleh produsen China tersebut.

Tak hanya itu, CRRC Sifang juga disebut bisa memenuhi persyaratan ketepatan waktu pengiriman (time delivery) agar kereta bisa digunakan sehingga pengguna KRL dapat terlayani dengan baik.

Baca juga: Tiga Negara Bersaing Pasok KRL ke RI, Pilihan Jatuh ke China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com