Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkan Konser Tandingan Taylor Swift, Luhut: Kalau Singapura Bisa Untung, Masa Kita Enggak?

Kompas.com - 08/03/2024, 06:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan menyoroti konser Taylor Swift yang bertajuk "The Eras Tour" yang dilaksanakan selama enam hari di Singapura.

Luhut mengatakan, konser penyanyi asal Amerika Serikat itu membuat dirinya tak bisa mengunjungi Singapura lantaran hotel di negara tersebut penuh selama periode konser.

"Bayangkan kita kemarin minggu lalu selama dua minggu enggak bisa ke Singapura, karena ada Taylor (Swift) ada show di sana, sembilan hari hotel itu penuh, kenapa? Karena di Indonesia enggak bisa pertunjukan dia," kata Luhut dalam pidatonya saat membuka acara "Business Matching 2024" yang disiarkan kanal YouTube Kemenperin, Kamis (7/3/2024).

Melihat situasi tersebut, Luhut langsung menggelar rapat dan menargetkan selama enam bulan ke depan izin konser artis-artis dunia bisa didapatkan.

Baca juga: Luhut Mau Bikin Konser Tandingan Taylor Swift di Singapura

Luhut mengatakan, dirinya mengenal satu pemain dalam industri hiburan untuk melancarkan konser artis-artis dunia di Tanah Air.

"Saya bilang, 'Kamu cari yang lain (artis lain)' itu kontrak aja, berapa lama, apa yang diberikan Singapura, kita biarkan ke dia. Kita harus berani bersainglah, kalau Singapura bisa untung, masa kita enggak," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, Indonesia memiliki banyak orang hebat yang dapat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pemerintah Singapura.

"Kita nyontek saja dulu kalau belum tahu. Kita lihat ke kanan dan kiri untuk kepentingan nasional kita," ucap dia.

Baca juga: Konser Taylor Swift di Singapura, Sandiaga: Harus Jadi Inspirasi dan Pelajaran...

Sebelumnya, Konser Taylor Swift bertajuk "The Eras Tour" yang akan digelar selama enam hari di Singapura disebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024.

Dilansir dari The Straits Times, Jumat (1/3/2024), para ekonom sibuk menghitung angka-angka atas dampak ekonomi yang ditimbulkan dari konser penyanyi asal Amerika Serikat itu.

Direktur penelitian makro ekonomi di Maybank, Erica Tay mengatakan, konser Taylor Swift yang digelar selama enam hari di Singapura dapat menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar 350 juta hingga 500 juta dolar Singapura.

Jika dirupiahkan, nilai 500 juta dollar Singapura setara Rp 5,8 triliun (kurs Rp 11.670 per dollar Singapura).

“(Tetapi) menilai-nilai dari pertunjukannya hanya berdasarkan dorongan ekonomi langsung adalah hal yang tidak tepat,” kata Ms Tay kepada Straits Times.

Baca juga: Singapura Diprediksi Raup Rp 5,8 Triliun dari Konser Taylor Swift


“Dampak langsungnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nilai strategis yang dapat dihasilkan dari konser Taylor Swift," sambungnya.

Tay mengatakan, hal ini termasuk kemampuan untuk meningkatkan status Singapura sebagai pusat acara kelas dunia yang terkemuka di Asia

"Artis papan atas lainnya lebih cenderung membawa tur mereka ke sini karena mengetahui bahwa mereka dapat menjangkau penonton Asia dari satu kota yang terhubung dengan baik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka 'Tancap Gas', Rupiah Melemah

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka "Tancap Gas", Rupiah Melemah

Whats New
Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Whats New
Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com