Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 2024, Sektor Bisnis di Indonesia akan Makin Ramai Mengadopsi AI

Kompas.com - 12/03/2024, 19:23 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada tahun 2024 ini sektor bisnis di Indonesia diprediksi akan kian ramai dengan adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) generatif.

AI tersebut antara lain untuk membuat konten marketing, mendesain produk, bahkan membantu management level dalam mengambil keputusan.

"Nantinya, AI bukan hanya membantu individu dalam mengotomatisasi suatu pekerjaan, melainkan menjadi partner untuk kolaborasi, jadi seperti punya asisten AI,” ujar Komang Tryana, Machine Learning Engineer dari Devoteam G Cloud Indonesia, melalui keterangannya, Selasa (12/3/2024).

Baca juga: AI dan Stabilitas Sistem Keuangan

Komang menjelaskan bahwa sekarang ini semua industri baik digital native, ritel, finance, hingga kesehatan, sudah mengadopsi AI generatif.

Kabar baiknya, industri kecil atau UMKM pun dapat dengan mudah mengadopsi AI generatif karena di Google Cloud Platform (GCP) sudah disediakan tools pemakaiannya agar menjadi lebih seamless.

“Bahkan, untuk bidang lifestyle, adopsi AI memiliki use case yang sangat beragam. Di dunia fashion, AI bisa memudahkan padu-padan outfit of the day (OOTD) berdasarkan koleksi pakaian yang Anda punya," katanya.

Kemudian, di industri kecantikan atau beauty, AI bisa menjadi "skintelligence" yang bisa menyarankan perawatan personal, memberi ide gaya makeup makeup sesuai bentuk wajah, atau kasih rekomendasi produk.

Baca juga: Tantangan Dunia Bisnis 2024, dari Ketersediaan Tenaga Kerja Ahli, Resesi Global, hingga Adopsi AI

Lalu di bidang travel, AI bisa membantu menyiapkan "itinerary" wisata secara otomatis berdasarkan persona dan budget setiap orang.

"Jadi, ruang lingkup industrinya sangat luas, sehingga AI bisa sangat personal dan relatable bagi khalayak banyak,” imbuhnya.

Komang berpendapat bahwa untuk membuat AI menjadi beraksi optimal dan meminimalkan risiko, perusahaan-perusahaan perlu menerapkan ethical AI.

Ethical AI adalah AI yang dibangun dengan panduan untuk menjaga nilai-nilai fundamental, mulai dari hak, privasi, non-diskriminasi, dan non-manipulasi.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa AI bisa mendisrupsi berbagai industri. Di satu sisi, AI dapat membantu menyelesaikan masalah, meningkatkan efisiensi, dan merevolusi dunia kerja. In the other hands, AI juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif," kata Komang.

"Sehingga penting untuk menerapkan ethical AI. Kami di Google Cloud telah berkomitmen pada AI yang etis. Prinsipnya adalah Fairness, Transparency, Privacy, dan Benefits,” lanjutnya.

Baca juga: Gibran Janji Siapkan Anak Muda Ahli AI, Kripto, dan Ekonomi Syariah

Tips bagi business owner beradaptasi dengan AI

Bagi business owner yang ingin beradaptasi dengan AI, Komang berbagi beberapa tips di bawah ini:

• Kenali lebih dalam potensi dari AI itu sendiri. AI tentunya dapat mengefisiensi pekerjaan dan meningkatkan profit perusahaan.

• AI bukan pengganti karyawan, tapi partner mereka. AI dapat meningkatkan kemampuan karyawan, sehingga pekerjaan mereka menjadi lebih efisien dan bagus.

Start small, dream big. Jika ingin mengadopsi AI, mulailah dari hal kecil yang pain point-nya besar. Fungsinya untuk mendapatkan quick win dari adopsi ini.

• Berkolaborasi dengan partner untuk adopsi AI. Jika business owner tidak memiliki tim Data Scientist atau Machine Learning Engineer, mereka dapat berkolaborasi dengan partner yang sudah ahli di bidang ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com