Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai LNG, Operasional PLTGU Jawa-1 Bakal Tekan Emisi Karbon 3,3 Juta Ton

Kompas.com - 31/03/2024, 15:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 megawatt (MW) siap beroperasi secara penuh setelah melewati serangkaian pengujian. Dengan bahan bakar gas alam cair, pembangkit listrik ini diharapkan bisa menekan emisi karbon dalam jumlah besar.

PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina Energi Baru dan Terbarukan (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40 persen, Marubeni 40 persen, dan Sojitz 20 persen.

CEO Pertamina NRE John Anis mengatakan, PLTGU Jawa-1 diproyeksikan akan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta ton setara CO2 (tCO2e) per tahun.

"Angka yang sangat signifikan untuk berkontribusi terhadap net zero emisi. Ini menjadi salah satu tonggak penting yang tercipta atas sinergi strategi BUMN yakni Pertamina dan PLN, dan swasta Marubeni dan Sojitz dan pihak lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (31/3/2024).

Baca juga: Pakai Gas Alam, PLTGU Priok Diklaim Lebih Ramah Lingkungan

PLTGU Jawa-1 ini nantinya akan menjadi pembangkit terintegrasi terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan sistem regasifikasi.

Pasalnya, pembangkit listrik ini mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit dengan masing-masing berkapasitas 880 MW. Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023.

Proyek ini menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.

Proyek ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan generasi terbaru teknologi single poros gabungan turbin gas siklus, sehingga harga jual listrik pun menjadi kompetitif.

Baca juga: Amman Mineral Bangun PLTGU untuk Kurangi Emisi Karbon


Dari sisi operasional, pembangkit ini memiliki kemampuan teknologi black start sehingga dapat melakukan self start up sendiri pada saat jaringan tidak tersedia daya impor untuk keperluan start up pembangkit.

Dengan menggunakan sumber bahan bakar gas alam cair (LNG), maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara maupun BBM. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan.

Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi sistem menara pendingin loop tertutup yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.

“Dukungan dari semua pihak terus diharapkan agar PLTGU Jawa-1 dapat menunjukkan keunggulan operasional dan bisa membawa manfaat optimal bagi Pertamina dan NKRI,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com