Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing Kurangi Produksi Pesawat, Apa Dampaknya Ke Maskapai Indonesia?

Kompas.com - 31/03/2024, 21:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menilai, penurunan jumlah pesawat yang diproduksi Boeing tidak akan berdampak langsung ke maskapai Indonesia.

Pasalnya, maskapai Indonesia yang memiliki pesawat pabrikan Boeing hanya Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group. Kedua maskapai ini tidak ada rencana mengeksekusi sisa pesanan sejak pandemi Covid-19.

Dia mengungkapkan, Garuda Indonesia Group saat ini melakukan penambahan armada dengan pesawat bekas sedangkan pesanan pesawat baru tipe Boeing 737 Max 8 yang kemudian diubah jadi 737 Max 10 diundur.

Sementara Lion Air Group, memang masih memiliki sisa pemesanan pesawat Boeing 737 Max namun tampaknya semua pesanan itu juga ditunda akibat krisis pandemi Covid-19.

"Jadi ada penurunan jumlah pesawat yang diproduksi, tapi efeknya ke Indonesia yang direct effect sih nol," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Minggu (31/3/2024).

Baca juga: Boeing Bakal Kurangi Produksi Pesawat, Bakal Berdampak ke Harga Tiket?

Namun terdapat dampak tidak langsung yang perlu diwaspadai, terutama bagi maskapai yang tengah berupaya menambah armada untuk mengakomodir pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Dia bilang, penurunan produksi pesawat ini dapat membuat jumlah pesawat bekas yang tersedia di pasaran menjadi menurun.

Pasalnya, maskapai-maskapai yang tengah menunggu giliran untuk pemesanan Boeing akan mencari pesawat bekas ini untuk memenuhi kebutuhan armadanya.

Hal ini kemudian akan menyebabkan harga pesawat bekas mengalami kenaikan sehingga biaya operasional maskapai ikut naik.

"Imbasnya ke harga tiket ya dikarenakan kenaikan-kenaikan biaya, mayoritas dari kenaikan dolar AS dan kenaikan harga avtur," ucapnya.

Baca juga: Imbas Rentetan Insiden Pada Pesawatnya, CEO Boeing Umumkan Mundur


Sebelumnya, Perusahaan pembuat pesawat, Boeing berencana menurunkan jumlah produksi dan pengiriman pesawat 737 Max. Hal ini dilakukan karena masalah suku cadang non standar yang dibuat oleh pemasok Spirit AeroSystems.

Boeing mengatakan suku cadang nonstandar yang digunakan untuk bagianbelakang badan pesawat memengaruhi model dari pesawat 737 Max 8, dimana pelanggan dari jenis pesawat tersebut termasuk American Airlines dan Southwest Airlines.

Masalah suku cadang ini juga mempengaruhi pesawat 737 Max 7, 737 8200 dan P-8. Boeing mengatakan masalahnya bukan berkaitan dengan keselamatan penerbangan.

Boeing juga memastikan pihaknya telah berdiskusi dengan Administrasi Penerbangan Federal tentang masalah ini, dan memeriksa dengan rinci kebutuhan badan pesawat sesuai kebutuhan.

“Keselamatan langsung dari penerbangan dan armada dalam layanan dapat terus beroperasi dengan aman,” mengutip pernyataan Boeing dari CNBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com