JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak dunia melonjak lebih dari 3 persen pada hari Jumat di Asia setelah Israel melancarkan serangan terhadap Iran. Hal ini sekaligus memicu kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah.
Hari ini, acuan harga minyak global Brent diperdagangkan 3,63 persen lebih tinggi pada level 90,27 dollar AS per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate AS naik 3,66 persen menjadi 85,76 dollar AS per barel.
Di sisi lain, aset-aset safe haven juga meningkat. Harga emas spot melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa di 2,411.09 per ounce. Sedangkan yen menguat 0,45 persen menjadi 153,93 terhadap dollar AS.
Baca juga: Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi
Kantor berita Fars Iran melaporkan bahwa ledakan terdengar di dekat bandara di kota Isfahan, Iran, dan penerbangan ke bandara Teheran, Isfahan dan Shiraz telah ditangguhkan.
Situs pelacakan penerbangan Flight Radar 24 menunjukkan bahwa beberapa penerbangan dialihkan melalui wilayah udara Iran pada Jumat pagi.
Pada hari Minggu lalu, Israel berjanji untuk membuat perhitungan dengan Iran sebagai tanggapan atas serangan udara skala besar akhir pekan lalu.
Sehari sebelumnya, Iran menyerang sasaran militer di wilayah Israel, meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel.
Baca juga: Skenario Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia
“Dengan serangan nyata Israel terhadap Iran hari ini, sebagai balasan atas serangan Iran terhadap Israel Minggu lalu, kita sekarang menghadapi perang panas antar negara,” kata Direktur Layanan Minyak Global Rapidan Energy Clay Seigle dilansir dari CNBC, Jumat (19/4/2024).
Seiring dengan itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, AS tidak akan ikut serta dalam operasi ofensif apa pun terhadap Iran.
Namun demikian, Seigle menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya.