JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah terus memantau situasi harga minyak untuk mengkalibrasi subsidi energi.
Airlangga mengungkapkan, kebijakan subsidi energi akan dipertimbangkan berdasarkan perkiraan harga minyak dalam satu hingga dua bulan ke depan.
"Dalam krisis-krisis yang lalu, kita menggunakan anggaran sebagai buffer, cushion bantalan," ujarnya pada acara Halal bihalal yang diadakan di Gedung Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Baca juga: Skenario Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia
Ia pun menyoroti strategi pemerintah dalam mengelola anggaran di tengah fluktuasi harga minyak.
Airlangga juga menegaskan bahwa hingga bulan Juni, tidak ada rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah disepakati oleh pemerintah.
"Sampai bulan Juni tidak naik. Itu sudah statement pemerintah," tutur dia.
Dalam konteks stabilitas finansial Indonesia, Hartanto mengungkapkan bahwa kondisi finansial Indonesia masih aman.
Baca juga: RI Tak Impor Minyak dari Iran, tapi Ada Potensi Gangguan Rantai Pasok
"Pertumbuhan terjaga, inflasi terkendali, cadev (cadangan devisa) aman, ekspor masih positif apalagi kemarin harga nikel juga naik," ujarnya.
Dengan demikian, monitor terhadap kenaikan subsidi energi tetap menjadi fokus pemerintah, sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.