Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rilis Laporan Pekerja hingga Harga Minyak Dunia Jadi Fokus Pasar, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kompas.com - 05/04/2024, 05:48 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (4/4/2024) waktu setempat. Pelemahan indeks terjadi usai laporan pekerja Maret dirilis.

Sentimen lain yang memperburuk pasar adalah lonjakan harga minyak dunia, dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 530,16 poin, atau 1,35 persen. &P 500 melemah 1,23 persen, dan Nasdaq Komposit yang terkoreksi 1,4 persen.

Ketiga indeks rata-rata utama mengalami penurunan tajam di akhir sesi, atau turun lebih dari 2 persen dari nilai tertinggi intradaynya.

Baca juga: Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Lanjut Melemah

Harga minyak mentah melonjak pada hari Kamis, yang bertepatan dengan pembalikan stok. Minyak WTI mencapai 86 dollar AS per barrel dan mencapai level tertinggi sejak Oktober. Kenaikan harga minyak dunia ini meningkatkan kekhawatiran mengenai harga energi yang mendorong kenaikan inflasi.

Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari juga berkomentar pada Kamis sore bahwa ia bertanya-tanya apakah bank sentral harus memangkas suku bunga jika inflasi tetap stabil.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun naik dari posisi terendah sesi ini karena komentar Kashkari itu. Pada perdagangan terakhir Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun berada di 4,3 persen. Patokan imbal hasil Treasury sempat menyentuh 4,429 persen pada hari Rabu, yang merupakan level tertinggi baru untuk tahun ini.

“Investor saat ini sedang mengambil sikap menunggu dan melihat,” kata kepala strategi investasi CFRA Research Sam Stovall, dikutip dari CNBC.

“Imbal hasil (yield) 10 tahun adalah kekuatan pendorong utama karena kekhawatiran The Fed yang menyiratkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunganya, dan oleh karena itu menegaskan bahwa The Fed akan lebih lambat dalam menurunkan suku bunga,” tambah dia.

Baca juga: Wall Street Beragam, Dow Jones Turun 240 Poin


Stovall menambahkan, pasar sejauh ini masih mahal, mengingat S&P 500 diperdagangkan dengan premi 33 persen dari rata-rata jangka panjangnya.

“Saya pikir ini hanya masalah waktu, sebelum kita akhirnya mencerna sebagian dari keuntungan ini,” tambah dia.

Dalam pekan ini, S&P 500 turun 2 persen, dimana dalam tiga hari terakhir berada di zona merah. 30 saham Dow telah kehilangan sekitar 3 persen minggu ini, sementara Nasdaq merosot 2 persen hingga penutupan Kamis.

Ketua Fed Jerome Powell pada hari Rabu menyatakan bahwa meskipun masih ada ruang untuk penurunan suku bunga tahun ini, para pembuat kebijakan memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi bergerak menuju pedoman bank sentral sebesar 2 persen sebelum suku bunga dapat diturunkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com