Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Beragam, Dow Jones Turun 240 Poin

Kompas.com - 02/04/2024, 07:31 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas pada zona merah pada akhir perdagangan Senin (1/4/2024) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Kenaikan imbal hasil obligasi AS menjadi pemberat pada perdagangan.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) melorot 240,52 poin (0,6 persen)  ditutup pada 39.566,85. S&P 500 turun 0,2 persen menjadi 5.243,77. Sementara itu, Nasdaq Komposit bertambah 0,11 persen ke posisi 16.396,83.

Investor tetap berhati-hati mengenai laju penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini dan seberapa cepat para bankir bank sentral dapat memenuhi target inflasi 2 persen.

Baca juga: Wall Street Berakhir di Zona Hijau, Tiga Indeks Acuan Sentuh Level Tertinggi Baru

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa pertumbuhan ekonomi tetap kuat dan inflasi masih di atas target.

“Itu berarti kita tidak perlu terburu-buru untuk melakukan pemotongan,” kata Powell.

“Perekonomian saat ini kuat, dan pasar tenaga kerja juga kuat saat ini, dan inflasi telah menurun. Kami bisa dan kami akan berhati-hati dengan keputusan ini karena kami bisa melakukannya,” tambah dia.

Imbal hasil obligasi AS naik pada hari Senin karena investor mempertimbangkan pernyataan Powell sebelumnya dan angka inflasi utama. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun yang menjadi acuan terakhir naik hampir 13 basis poin menjadi 4,31 persen.

Para investor bereaksi terhadap indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, yang dirilis pada penutupan pasar pada hari Jumat Agung.

PCE Inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, menunjukkan inflasi naik 2,8 persen dalam basis 12 bulan di bulan Februari, sesuai dengan ekspektasi.

Secara bulanan, angka tersebut naik 0,3 persen dari bulan lalu. S&P 500 melonjak 10,2 persen dan merupakan kinerja kuartal pertama terbaiknya sejak 2019. Sementara Dow Jones Industrial Average naik 5,6 persen, dan Nasdaq Komposit melesat 9,1 persen.

Wall Street juga menutup bulan Maret dengan kenaikan, yang memperpanjang relinya ke bulan kelima berturut-turut. Kenaikan bulanan dan triwulanan tersebut membawa DJIA berada dalam jarak yang sangat dekat dengan level 40.000. Namun, penurunan pada hari Senin menjauhkannya dari level tersebut.

“Pasar sudah jenuh beli dalam ukuran apa pun,” kata kepala strategi global di LPL Financial Quincy Krosby.

“Pada titik tertentu, kita akan melihat kemunduran, dan kemudian mulai mendengar penurunan kembali yang menunjukkan bahwa ini lebih dari sekadar koreksi yang sehat,” lanjut Krosby.

Baca juga: IHSG Ambles 1,15 Persen, Rupiah Ikut Merah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com