Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun buat Pembiayaan

Kompas.com - 26/04/2024, 11:55 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai realisasi penarikan utang baru untuk pembiayaan kas negara terus meningkat secara tahun kalender hingga Maret 2024. Hal ini terjadi meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi pembiayaan negara melalui penarikan utang mencapai Rp 104,7 triliun hingga pengujung Maret lalu. Nilai itu lebih tinggi dari posisi 15 Maret yang mencapai Rp 72 triliun.

"Walaupun tadi APBN kita masih surplus, namun untuk pengelolaan pembiayaan dilakukan 1 tahun," kata dia, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024, Jumat (26/4/2024).

Baca juga: Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy), realisasi pembiayaan negara sebenarnya menyusut. Sri Mulyani bilang, realisasi pembiayaan anggaran turun 53,6 persen dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 225,4 triliun.

"Jadi dalam hal ini (pembiayaan) dilakukan cukup hati-hati," ujarnya.

Secara lebih rinci, penarikan utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan surat berharga negara (SBN). Tercatat realisasi penarikan utang lewat SBN mencapai Rp 104 triliun, turun 52,2 persen dari tahun lalu sebesar Rp 217,6 triliun.

Sementara itu, penarikan utang yang berasal dari pinjaman nilainya mencapai Rp 600 miliar. Nilai ini turun lebih dalam, yakni sebesar 91,9 persen dari Rp 7,8 triliun.

Baca juga: Pendapatan Negara Turun, Surplus APBN Terpangkas Jadi Rp 22,8 Triliun

Cermati kondisi global

Sri Mulyani menyadari, kondisi pasar keuangan global tengah dihadapi oleh ketidakpastian yang meningkat. Ini ditunjukan dari penguatan indeks dollar AS yang signifikan, kenaikan imbal hasil, serta eskalasi konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah.

"Oleh karena itu dalam strategi pembiayaan kita akan tetap mengelola secara prudent, hati-hati, dan kita melakukan strategi yang cukup pragmatis dan oportunis," tuturnya.

Untuk menjaga kas negara dari potensi peningkatan beban utang, Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan melakukan pembiayaan dengan memperhatikan volume serta jenis surat berharga yang bakal diterbitkan. Aspek kehati-hatian bakal diprioritaskan dengan melihat surplus APBN yang kian tipis.

"Defisit kita tadi karena masih positif, namun ke depan 3 kuartal ke depan kita harus melihat secara hati-hati," ucapnya.

Baca juga: JK Waswas APBN Jebol gara-gara Program Makan Siang Gratis

Sebagai informasi, hingga pengujung Maret lalu, APBN mencatatkan surplus sebesar Rp 8,1 triliun hingga pengujung Maret 2024. Nilai itu setara dengan 0,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Nilai suprlus kas negara itu tercatat terus menurun. Berdasarkan data APBN sebelumnya, per 15 Maret lalu, nilai surplus masih mencapai Rp 22,8 triliun atau setara 0,10 persen PDB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

Whats New
Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com