Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Raup Cuan dalam Kondisi Pasar yang Bearish

Kompas.com - 29/05/2024, 07:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai tengah berada dalam trend bearish atau melemah. Pekan ini IHSG turun 1,9 persen, 3 bulan terakhir melemah 0,8 persen dan tahun ini telah turun 1,3 persen.

Lalu, apakah ini saat yang tepat untuk memulai investasi?

Head of Investment Research PT Moduit Digital Indonesia atau Moduit Manuel Adhy Purwanto mengatakan, koreksi yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.

“Melakukan cut loss atau menahan porsi cash bisa dilakukan untuk memanfaatkan momen bearish,” kata Manuel kepada wartawan, Selasa (28/5/2024).

“Selain itu, risiko kenaikan inflasi juga masih menghantui pasar akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh memanasnya konflik antara Iran dan Israel. Hal ini menyebabkan nilai rupiah melemah terhadap dolar AS dan memicu aksi jual di pasar saham,” tambah dia.

Baca juga: IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Manuel menilai, terdapat peluang di saham-saham yang mungkin diuntungkan oleh kondisi ini, seperti saham komoditas. Meskipun demikian, berinvestasi saham tidaklah semudah itu karena memerlukan banyak pertimbangan agar hasilnya optimal.

“Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi saham, seperti analisis makroekonomi, fundamental perusahaan, analisis teknikal, hingga money management untuk menentukan porsi trading guna meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang yang bisa dicapai,” ungkap dia.

“Kompleksitas ini membuat banyak investor yang merugi karena tidak mempunyai kemampuan atau waktu untuk melakukan analisa secara komprehensif,” tambahnya.

Manuel bilang, investor saham sering menghadapi masalah utama berupa keterbatasan waktu untuk menganalisis pasar dan memperoleh informasi terbaru. Tidak jarang investor mencari solusi dengan memercayakan pengelolaan saham mereka kepada komunitas saham atau influencer saham.

“Sering kali hal ini malah menyebabkan kerugian finansial karena terjebak oleh oknum influencer saham yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Baca juga: Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya Serok?

 

Rekomendasi saham berlisensi

Manuel mengimbau agar para investor bisa mendapatkan pemahaman dengan benar melalui rekomendasi terpercaya, yang tentunya harus memiliki lisensi penasehat investasi dari OJK. Dengan begitu, investor tidak lagi merasa kewalahan dengan informasi pasar yang kompleks, bising dan fluktuatif.

Chief of Development PT Moduit Digital Indonesia Edina Saputra mengatakan, fitur MOSAIC (Moduit Stock Advisory Service) yang dimiliki aplikasi Moduit bekerja sama dengan Maybank Sekuritas, memberi kemudahan bagi investor pemula. Investor hanya perlu akan mendapatkan layanan yang lengkap, mulai dari mendapatkan rekomendasi saham, bertransaksi, sampai memantau perkembangan investasinya.

“Investor hanya perlu mengisi kuesioner tentang profil risiko dan tujuan keuangannya. Portfolio Strategist Moduit akan memberikan rekomendasi saham yang sesuai. Lewat fitur ini, investor hanya perlu menyetujui rekomendasinya saja, dan tidak perlu repot melakukan transaksi saham sendiri, karena proses transaksi sudah dimudahkan oleh teknologi Moduit,” ungkap Edina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com