Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Generasi “Boomer” Tak Punya Cukup Dana Pensiun? Ini Alasannya

Kompas.com - 08/06/2024, 12:00 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Generasi boomer atau generasi yang lahir antara tahun 1955 hingga 1964, harus menghadapi kenyataan bahwa mereka memiliki tabungan pensiun yang lebih sedikit dibandingkan generasi lainnya.

Berbagai faktor telah berkontribusi terhadap situasi ini, mulai dari dampak ekonomi makro hingga perubahan demografi.

Dikutip dari Nasdaq, Jumat (7/6/2024), berikut adalah lima alasan utama mengapa generasi boomer akhir kesulitan menabung untuk masa pensiun mereka.

Baca juga: Tak Seperti Milenial dan Z, Nih Alasan Boomer Bisa Nimbun Properti

Pertama, terdampak resesi besar.

Menurut Pusat Penelitian Pensiun di Boston College, penyebab utama ketidakberuntungan finansial generasi boomer akhir adalah Resesi Besar yang terjadi dari akhir tahun 2007 hingga pertengahan tahun 2009.

Resesi ini merupakan penurunan ekonomi terpanjang sejak Perang Dunia II. Tingkat pengangguran yang tinggi, anjloknya nilai rumah, dan penurunan tajam di pasar saham menyebabkan kerugian besar bagi banyak orang.

Generasi boomer akhir berada di tahun-tahun puncak penghasilan mereka, usia 40-an, saat resesi melanda.

Baca juga: Nyaris 10 Juta Gen Z Pengangguran, Ternyata Ini Akar Masalahnya

Kedua, kehilangan pekerjaan serta penurunan gaji.

Selain kehilangan pekerjaan, banyak dari generasi boomer akhir yang tidak pernah kembali ke dunia kerja setelah resesi.

Bagi mereka yang berhasil kembali, gaji mereka seringkali tidak kembali ke tingkat sebelumnya. Ini berarti mereka harus mengurangi kontribusi ke akun pensiun pemberi kerja mereka, atau bahkan berhenti menabung sama sekali.

Baca juga: Milenial Indonesia Punya Ketahanan Finansial Tinggi, tapi Mayoritas Belum Merencanakan Masa Depan

 


Ketiga, masih belum siap menghadapi perubahan kebijakan dan kaget ketika melihat dana pensiun berkurang drastis.

Keempat, perubahan demografi. Perubahan demografi juga berperan penting. Di Amerika sendiri, menurut Pusat Penelitian Pensiun di Boston College, populasi pensiunan yang lebih beragam menyebabkan saldo rata-rata tabungan pensiun tampak lebih kecil.

Kelima, terlalu berharap pada jaminan sosial. Banyak generasi boomer akhir yang bergantung pada Jaminan Sosial untuk menutupi sebagian besar biaya pensiun mereka.

Namun, harapan ini tidak realistis. Jaminan Sosial tidak akan mampu menutupi biaya perawatan kesehatan yang terus meningkat serta memungkinkan pensiunan untuk mempertahankan gaya hidup mereka saat ini.

Para ahli menekankan bahwa mengandalkan Jaminan Sosial saja adalah pemikiran yang berbahaya.

Baca juga: Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com