Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Sikap yang Harus Dihindari Ketika Wawancara Kerja

KOMPAS.com - Ketika melakukan wawancara kerja, perekrut atau calon bos pasti akan sangat memerhatikan dan memperhitungkan setiap perilaku yang Anda lakukan, mulai dari bahasa tubuh hingga intonasi suara.

Dalam waktu 15 menit, prioritas mereka adalah mempertimbangkan apakah Anda bisa menjaga hubungan kerja yang positif juga menjadi pemain dalam salah satu tim.

Pengalaman dan keterampilan adalah hal penting, namun bagaimana Anda berinteraksi dengan rekan kerja dan tanggung jawab Anda sebagai karyawan bisa berkontribusi terhadap suksesnya sebuah perusahan, pencapaian karier, kepuasan bekerja juga kondisi mental Anda juga menjadi faktor penting lainnya.

Untuk memastikan bahwa Anda sukses dalam proses wawancara kerja, pastikan Anda menghindari perilaku yang akan dinilai negatif oleh perekrut seperti dikutip dari CNBC, Minggu (17/3/2019).

1. Terdengar terlalu sombong dan percaya diri

Anda merasa diri Anda sebagai seorang jenius, namun perekrut akan menilai Anda sebagai sosok yang sombong.

Berbicara soal setiap ide cemerlang yang Anda miliki selama di perusahaan lama Anda memang baik, namun berendah hatilah soal itu dan jangan menganggap semua hal baik tersebut Anda yang melakukan.

Ketika Anda sulit untuk mengenali orang yang telah membantu dan bekerja sama dengan Anda, perekrut akan menilai Anda sebagai orang yang memiliki ego besar, bukan pekerja tim yang baik. Kualitas terbaik yang paling bernilai di mata perusahaan adalah seseorang yang bisa memberikan motivasi kepada lingkungan sekitarnya, jadi berilah contoh mengenai hal itu.

2. Berbicara tentang hal negatif

Anda menganggap hal tersebut sebagai alasan, namun calon bos Anda akan menilai Anda sebagai seorang yang selalu berpikir negatif.

Jangan terlalu menekankan kekurangan dari pekerjaan Anda yang telah lalu, juga dengan mantan rekan kerja Anda. Carilah hal-hal positif dalam setiap pengalaman Anda.

Jika Anda merasa terlalu banyak bekerja di pekerjaan sebelumnya, misalnya, bicarakan bagaimana hal tersebut mengajarkan Anda untuk mengelola waktu dengan lebih baik dan menetapkan batasan.

3. Tidak memiliki pendapat yang kuat

Anda melihat diri Anda sebagai sosok yang cinta damai, namun perekrut akan menganggap Anda sebagai seseorang yang tak bisa menolah berbagai tawaran.

Anda ingin calon bos menyukai Anda, tetapi itu tidak berarti setuju dengan setiap hal kecil yang dia katakan. Pengusaha ingin mempekerjakan orang yang berani dan memiliki pendapat yang mengarah pada ide-ide baru yang inovatif.

Mereka adalah orang-orang yang tidak takut untuk tidak setuju atau mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan yang tidak akan dilakukan orang lain.

4. Membanggakan diri yang selalu bekerja keras

Anda menilai diri Anda sebagai sosok pahlawan, namun perekrut akan menilai diri Anda sebagai kuman bagi perusahaan.

Kehadiran di tempat kerja itu penting, tetapi perusahaan ingin memastikan karyawan mereka cukup pintar untuk memprioritaskan kesehatan mereka - karena biaya berobat sangat mahal.

Berbicara terus menerus soal bagaimana Anda "tidak pernah melewatkan satu hari pun di tempat kerja" menyiratkan bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk menyeret diri Anda untuk bekerja pada hari-hari ketika Anda merasa sakit.

5. Berbicara terlalu banyak soal hal personal

Anda melihat diri Anda sebagai seseorang yang mudah berbagi, namun perusahaan akan menilai Anda sebagai sosok yang suka cari perhatian.

Ada yang namanya berbagi "terlalu banyak" tentang kehidupan pribadi Anda, dari kencan mengerikan Anda tadi malam hingga memutar ulang rincian janji dokter baru-baru ini dengan sangat terperinci.

Berbicara melalui tantangan pribadi dengan teman kantor Anda membantu Anda berproses. Terkadang tangisan atau tempat berbagi yang baik bisa membantu Anda merasa lebih baik. Tetapi hindari membawa semua itu ke dalam wawancara kerja.

6. Tidak fokus atau sok sibuk

Anda akan memandang diri Anda sebagai seseorang yang penting, namun perekrut akan menilai Anda sebagai seseorang yang tidak sopan.

Selain terlambat untuk wawancara (yang merupakan bendera merah terbesar), jangan berisiko membiarkan manajer perekrutan Anda melihat telepon di tangan Anda, terutama tepat sebelum dia keluar untuk menyambut Anda. Dan bahkan tidak berpikir untuk mengeluarkannya selama wawancara.

Muncul lebih awal dan fokuslah. Biarkan mereka tahu bahwa wawancara kerja ini adalah prioritas terpenting Anda saat ini.

Terlihat "terlalu sibuk" bukan lencana kehormatan, hal tersebut hanya memperlihatkan bahwa diri Anda berperilaku tidak sopan.

https://money.kompas.com/read/2019/03/17/100000426/6-sikap-yang-harus-dihindari-ketika-wawancara-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke