Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Kopra Anjlok di Asahan, Ini Penyebabnya Menurut KPPU

MEDAN, KOMPAS.com - Anjloknya harga kopra membuat para petani kelapa se-Kabupaten Asahan, Sumatera Utara mendatangi Istana Negara. Mereka mengadukan semua persoalan dan berjuang agar harga membaik.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah I yang berkedudukan di Medan kemudian berinisiatif melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab tidak menentunya harga kopra di Asahan.

Kepala KPPU Wilayah I Ramli Simanjuntak mengatakan, salah satu masalah dalam pemasaran kelapa adalah kecilnya persentase harga yang diterima petani dari harga yang dibayar konsumen. Harga yang rendah di tingkat petani akan menyebabkan menurunnya minat petani untuk meningkatkan produksinya dan harga yang tinggi di tingkat konsumen menyebabkan konsumen akan mengurangi konsumsi.

"Posisi petani di dalam pasar lemah. Petani dan konsumen sangat dirugikan," kata Ramli, Kamis (11/7/2019).

Dari hasil kajian yang telah dilakukan, diketahui pola perdagangan kelapa di Asahan umumnya petani memasarkan kelapa melalui pedagang pengumpul (pengepul). Petani yang langsung menjual ke kilang pengolahan sangat minim.

Supaya bahan baku tepung kelapa terjamin tersedia setiap saat, biasanya kilang memberikan modal usaha kepada pengepul untuk panjar pembelian kelapa kepada petani. Uttaran 

Kelapa yang dibeli pengepul dari petani yang kebanyakan masyarakat sekitar Kabupaten Asahan dan Tanjungbalai kemudian dikupas, dipkonsuisahkan daging buah dan batoknya. Lalu diserahkan kepada agen sebagai pemilik delivery order (DO) yang kemudian mendistribusikannya ke kilang. 

"Pada desa atau daerah tertentu pengumpul bisa juga sekaligus menjadi agen," ucapnya. 

Di kawasan Asahan dan Tanjungbalai, sambung Ramli, hanya ada sembilan kilang pengolahan kelapa, empat di antaranya adalah perusahaan terbesar yaitu CV Sejahtera, UD Sejati Coconut, PT Sumatera Baru, dan PT Pelita Adi Pratama. Merekalah yang menguasai pangsa pasar ekspor tepung kelapa (dessicated coconut). 

"Artinya, struktur pasar pada pelaku usaha tepung kelapa di Sumatera Utara memiliki karakteristik yang memungkinkan pabrikan dapat mengendalikan harga sehingga tingkat persaingan usaha akan menurun," tutur dia. 

Penelitian yang dilakukan KPPU nantinya akan menggambarkan secara gamblang bagaimana struktur pasar di tingkat petani, pengumpul, pedagang besar, agen, dan rantai distribusi di atasnya. Bagaimana rantai distribusi kelapa dari produsen sampai ke konsumen dan seperti apa proses penentuan harga di pedagang besar, agen dan rantai distribusi di atasnya sehingga dapat diketahui apa penyebab rendahnya harga pembelian kelapa di tingkat petani. 

“Demi kelancaran kegiatan penelitian ini, kami berharap pelaku usaha dan pabrikan bersikap kooperatif memberikan data dan informasi terkait dengan perdagangan kopra,” ucap Ramli.

https://money.kompas.com/read/2019/07/12/052800826/harga-kopra-anjlok-di-asahan-ini-penyebabnya-menurut-kppu

Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke