Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Mau Ketinggalan Zaman, Pertanian Indonesia Gunakan Teknologi 4.0

KOMPAS.com – Pembangunan pertanian Indonesia tidak lagi bersifat klasik, tetapi sudah mengarah ke sistem pertanian modern dan menggunakan teknologi 4.0.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR), Ujang Paman, mengapresiasi kemajuan tersebut.

Selain itu, ia menilai program Kementerian Pertanian (Kementan) memacu peningkatan volume ekspor dan kesejahteraan petani.

Sebut saja program upaya khusus swasembada komoditas, akselerasi penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) dan mekanisasi, implementasi pertanian modern, serta orientasi bibit unggul.

Penggunaan bibit unggul tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga adaptif terhadap cekaman lingkungan.

Ujang menilai, program swasembada dan peningkatan produktivitas dapat menjaga keseimbangan tujuan pencapaian kesejahteraan petani dan pemenuhan permintaan pasar. 

“Kebijakan Kementan menjalankan pengelolaan cadangan pangan yang masif melalui serap gabah bekerjasama dengan Bulog  perlu kita sambut baik. Selain itu, sistem Logistik Pangan Nasional yang sedang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan harus diimplementasikan,” ujar Dekan Pertanian UIR dalam pernyataan tertulis, Jumat (12/7/2019).

Hal tersebut penting guna menata jalur distribusi dan infrastruktur pergudangan, dengan mempertimbangkan jadwal panen untuk komoditas pangan strategis.

“Lembaga seperti BULOG betul-betul harus mengutamakan pengadaan pasokan dari dalam negeri dengan upaya integrasi unit bisnis ke sektor produksi dan penyimpanan dengan teknologi yang lebih modern,” ujar dia.

Menurut Ujang, kebijakan harga yang lebih adil telah diupayakan Kementan melalui Program Serap Gabah Petani (Sergab).

Buktinya, imbuh dia, Kementan dan Bulog aktif turun ke lapangan guna melakukan Sergap. Hasilnya, petani tidak merugi saat panen raya.

“Tidak kalah penting juga, Kementan mendorong penguatan upaya diversifikasi pangan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi,” kata dia.

Selain itu, Kementan memiliki program swasembada protein, tidak lagi hanya swasembada daging.

Oleh karena itu, Indonesia mampu mengekspor telur, daging ayam, serta kambing dalam volume cukup besar.

Mendorong ekspor

Pada kesempatan lain, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menyebutkan, kebijakan Kementan membutuhkan dukungan semua pihak, utamanya dalam mengakselerasi ekspor.

Menurut dia, Kementan fokus menggenjot ekspor demi kesejahteraan petani dan neraca perdagangan.

Komitmen itu, ia melanjutkan, diimplementasikan dengan kebijakan pengurusan dokumen ekspor impor yang sudah satu pintu (Online Single Submisson).

Kuntoro menjelaskan, beberapa inisiatif kebijakan dapat didorong dalam rangka pencarian pasar baru, produk baru, dan pemain baru untuk ekspor.

“Untuk memacu ekspor komoditas utama pertanian, khususnya perkebunan, Kementan sudah bekerja pada akar masalahnya yakni peremajaan. Kementan fokus melakukan peremajaan dan penyulaman tanaman perkebunan,” ujar dia.

Kementan juga mengimbau petani untuk tidak melakukan peremajaan pada hanya satu komoditas, tapi berbagai komoditas.

“Ini langkah bagus agar pangan Indonesia memenangkan pertarungan di pasar ekspor,” kata Kuntoro.

https://money.kompas.com/read/2019/07/12/123000626/tak-mau-ketinggalan-zaman-pertanian-indonesia-gunakan-teknologi-40

Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke