Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imbas Pemadaman Listrik, Ritel Tutup Lebih Awal hingga Rugi Rp 100 Miliar

Meski sudah dibekali dengan genset, namun daya tahannya tergantung dengan berapa banyak bahan bakar yang tersisa.

Managing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Wiwiek Yusuf mengatakan, pihaknya mengalami kerugian dengan adanya pemadaman listrik tersebut. Sebab, kios Indomaret tidak bisa beroperasi optimal tanpa adanya aliran listrik.

“Kerugian pasti ada, tapi kami belum kalkulasi. Toko seperti Indomaret memang sangat bergantung dengan tenaga listrik,” ujar Wiwiek kepada Kompas.com, Senin (5/8/2019).

Setiap kios dibekali dengan genset berkapasitas 5 Kilovolt Ampere (kva). Genset hanya bisa digunakan terbatas untuk mesin pendingin, kasir, dan penerangan seadanya. Jika genset mati, maka terpaksa gerai ritel harus ditutup.

Hal tersebut juga dialami PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai pengelola Alfamart. Corporate Communication GM Alfamart Nur Rachman menyatakan, ritel merasa terganggu dengan adanya pemadaman listrik serentak di Jabodetabek.

Dia menyayangkan tidak adanya pemberitahuan dari PLN sehingga tak bisa mengantisipasinya untuk menyediakan cadangan bahan bakar genset.

"Seyogyanya PLN memberi peringatan atau pengumuman terlebih dahulu agar kami bisa mengupayakan cara tetap memberi pelayanan maksimal kepada konsumen," ujar Rachman.

Bahkan, pemadaman listrik masih berlangsung hingga Selasa (6/8/2019) di beberapa wilayah.

Berikut sejumlah fakta mengenai terhambatnya kegiatan ekonomi akibat pemadaman listrik:

1. Toko tutup lebih awal

Pemadaman listrik berdampak pada operasional sejumlah kios Alfamart, Indomaret, serta ritel lainnya di Jabodetabek dan sekitarnya. Rachman mengatakan, beberapa kios memang dibekali genset, namun masih ada yang tidak terdapat daya tambahan sama sekali. Hal ini membuat beberapa toko harus tutup lebih awal.

"Kami rasa mungkin istilah kerugian kurang tepat, namun lebih ke terganggunya proses bisnis karena total jam operasional berkurang akibat toko tutup lebih awal," kata Rachman.

Namun, Rachman belum dapat memastikan berapa besar toko yang terdampak maupun estimasi kerugiannya. Yang pasti, kata Rachman, tak hanya bisnis yang terdampak, masyarakat juga kecewa karena tidak terlayani maksimal.

2. Merugi hingga Rp 100 miliar

Tak hanya Alfamart dan Indomaret, anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) lainnya pun mengalami kerugian materil akibat pemadaman listrik serentak di sebagian Jawa. Aprindo mencatat potensi kerugian anggota akibat kejadian tersebut mencapai 90-100 miliar setiap enam jam padamnya listrik.

“Kalau kemarin saja mulai pukul 11.50 WIB hingga pukul 22.00 WIB atau jam normal operasional gerai berakhir, sementara listrik masih padam, bisa dikalikan berapa kerugian yang kami derita,” ujar Ketua Umum Aprindo Roy Mandey.

Dengan mati listrik yang tiba-tiba ini, banyak ritel yang kehabisan daya genset, bahkan ada pula yang tidak dibekali genset sehingga tokonya terpaksa tutup lebih awal.

Kenyamanan pelanggan juga terganggu karena fasilitas yang seharusnya bisa mereka dapatkan dari ritel tersebut tak bisa berfungsi dengan normal.

Layanan seperti pembayaran elektronik tak bisa berfungsi karena ketidaktersediaan listrik.

Selain itu, makanan dan minuman yang didinginkan juga menurun kualitasnya karena dibiarkan di suhu ruang terlalu lama.

Apalagi, pemadaman listrik terjadi di hari Minggu, di mana biasanya masyarakat menghabiskan waktu luangnya di gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan bersama keluarga.

“Potensi kehilangan penjualan terlihat betul, karena masyarakat akhirnya enggan atau membatalkan keinginan berbelanja nya,” kata Roy.

3. UMKM paling terimbas

Menurut Hipmi, sektor UKM dwn UMKM menjadi pelaku bisnis yang paling merugi saat adanya pemadaman listrik dalam waktu lama. Sebab, sebagian besar UKM tak membekali ruang kerja mereka dengan genset.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengklaim, omzet UMKM ambuk hingga 75 persen akibat hal itu.

"Rata-rata mereka melaporkan ke saya yang terdampak terutama DKI Jakarta, Jawa Barat dan seterusnya, itu mereka itu 75 persen omzetnya menurun," kata Ikhsan.

Padahal, semestinya mereka "panen" saat itu karena haru Minggu. Pelaku UMKM juga mengalami kerugian, terutama usaha yang menggunakan pendingin atau freezer untuk bahan makannya.

"Itu makanannya rusak tidak bisa terpakai lagi. Itu kan 10 jam lebih, gitu. Jadi sangat merugikan," kata dia.

Ikhsan memperkirakan, kerugian UMKM akibat padamnyanlistrik bisa mencapai triliunan rupiah.

https://money.kompas.com/read/2019/08/06/093800826/imbas-pemadaman-listrik-ritel-tutup-lebih-awal-hingga-rugi-rp-100-miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke