Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Semester I 2019, CIMB Niaga Raup Laba Bersih Rp 1,98 Triliun

Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang naik sebesar 5,5 persen menjadi Rp 6,32 triliun dan penurunan pada biaya pencadangan sebesar 2,0 persen YoY.

Saat ini rasio Loan Loss Coverage (LLC) CIMB Niaga berada di level yang aman sebesar 101,2 persen.

"Kinerja keuangan CIMB Niaga pada semester I 2019 terus mengalami kemajuan. Pendapatan operasional yang naik sebesar 5,7 persen YoY, terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 5,5 persen, didukung oleh penguatan dari NIM pada semester I 2019 menjadi 5,41 persen dibandingkan 5,09 persen pada semester I 2018," kata Tigor dalam keterangannya, Kamis (15/8/2019).

Tigor menuturkan, dalam situasi perekonomian dan pasar yang masih menantang, CIMB Niaga berhasil menurunkan biaya pencadangan sebesar 2,0 persen secara tahunan. Sehingga mampu meningkatkan laba bersih sebesar 11,8 persen YoY menjadi Rp1,98 triliun.

Saat ini total aset mencapai Rp271,86 triliun per 30 Juni 2019 meningkat sebesar 4,5 persen Y-o-Y dan CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.

"Jumlah kredit yang disalurkan tumbuh 2,6 persen YoY menjadi Rp190,5 triliun, yang utamanya dikontribusikan oleh pertumbuhan pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kartu Kredit, dan Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masing-masing sebesar 13,5 persen, 10,0 persen, dan 4,1 persen YoY. Sementara, kredit Korporasi tumbuh sebesar 2,1 persen YoY," rincinya.

"Kami akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian terkait pertumbuhan kredit sejalan dengan kondisi perekonomian saat ini dengan tetap memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama," tambahnya.

Dia menjelaskan, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp197,85 triliun dengan rasio CASA sebesar 53,9 peresen. Adapun Tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 2,3 persen YoY, sejalan dengan komitmen bank untuk mengembangkan layanan digital dan meningkatkan customer experience.

Kemudian di segmen perbankan Syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB  Niaga Syariah) mencapai Rp27,96 triliun (+31,6 persen YoY) dengan DPK sebesar Rp27,17 triliun (+37,6 persen YoY) per 30 Juni 2019. Sehingga CIMB Niaga Syariah adalah bank syariah terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset.

"CIMB Niaga Syariah terus meningkatkan kontribusinya dalam memajukan industri Syariah di Indonesia, salah satunya melalui penyediaan produk dan layanan pembayaran wakaf uang dan wakaf melalui uang secara digital. Layanan yang dapat diakses melalui QR (Quick Respond-Scan) pada aplikasi Go Mobile, internet banking CIMB Clicks dan aplikasi e-Salaam ini, memudahkan dan mempercepat nasabah yang ingin menunaikan sedekah berupa wakaf uang atau wakaf melalui uang," imbuhnya.

Sementara itu dari sisi Capital Adequacy Ratio (CAR), CIMB Niaga tercatat sebesar 20,59 persen per 30 Juni 2019, meningkat 199 bps YoY. CIMB Niaga menjadi bank pertama yang naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4, yang merupakan kategori bank tertinggi dari sisi modal inti (Tier-1) berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

https://money.kompas.com/read/2019/08/15/164130326/semester-i-2019-cimb-niaga-raup-laba-bersih-rp-198-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke