BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan GOPAY
Salin Artikel

Meski Tak Beken, Rupanya Peran UMKM Lebih Penting Dibandingkan Perusahaan Besar

Mulai dari menghampiri penjual sayur mayur di pagi hari, santap siang di warteg, sampai membeli keperluan pribadi di warung-warung tak lepas dari jasa UMKM.

UMKM ada di mana-mana, mulai dari gang sempit hingga mall beken sekalipun. Hal tersebut diperkuat oleh data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM).

Melalui laman resminya, Kemenkop UKM menyebut pada 2017 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 62.9 juta.

Dengan angka sebesar itu, tak heran Direktur Jenderal Pajak (DJP) Robert Pakpahan menyebut UMKM menjadi tulang punggung perekonomian seperti yang dimuat Kontan.co.id, Rabu (7/12/2018).

Kecil-kecil cabe rawit

Tak salah jika menyebut UMKM dianalogikan sebagai cabe rawit, meski ukurannya kecil, namun dapat memberikan dampak yang besar.

Robert melanjutkan, UMKM merepresentasikan 98,8 persen unit usaha yang ada di ekonomi.

Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga tergolong tinggi, yakni sekitar 96,99 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.

Bahkan, UMKM turut menyumbang 60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

Sementara itu, seperti diwartakan Kompas.com Rabu (10/7/2018), Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Suryani Motik menyebut UMKM dapat membantu pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi Nasional.

Hal ini terjadi lantaran UMKM tersebar di seluruh penjuru negeri dan menguasai sekitar 99 persen aktivitas bisnis. Jika dibagi, 98 persen berasal dari usaha mikro sementara sisanya usaha menengah.

Digitalisasi mempermudah akses

Suryani menambahkan, ada sejumlah faktor yang membuat posisi UMKM kuat untuk membangun perekonomian nasional.

Faktor yang dimaksud adalah memiliki kemampuan fokus yang spesifik, fleksibilitas nasional, biaya rendah, dan kecepatan inovasi.

Namun yang menjadi masalah, menurut pengamat ekonomi digital Yudi Candra, melansir Kompas.com (12/2/2019), UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha dikarenakan keterbatasan akses.

Akan tetapi, sejak era digital yang semakin berkembang pesat, perlahan tapi pasti menyelesaikan masalah tersebut dan berdampak positif bagi keberlangsungan UMKM. Seperti contoh dengan hadirnya Gojek.

Berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada 2018, Decacorn asal Indonesia tersebut berhasil mencapai nilai transaksi hingga Rp 44,2 triliun, 80 persennya mengalir ke mitra UMKM.

Lalu riset LD FEB UI juga menyebutkan, 93 persen responden mitra UMKM mengaku mengalami peningkatan volume transaksi setelah memanfaatkan layanan Gojek.

Uang digital

Salah satu pendiri sekaligus CEO Gojek, Nadiem Makarim, mengatakan angka tersebut masih bisa bertambah apabila layanan lain digabungkan, GoPay contohnya.

Ini karena layanan uang digital yang berada dalam ekosistem Gojek itu turut membantu keberlangsungan UMKM di Indonesia. Caranya dengan menjadi jembatan penghubung antara konsumen dengan UMKM.

Tak hanya sebagai penghubung semata, GoPay turut berupaya meningkatkan pendapatan UMKM dengan mendorong lebih banyak transaksi, seperti menyediakan promo menarik.

Terkini, GoPay sedang melaksanakan promo cashback 30 persen di 360.000 UMKM di seluruh Indonesia hingga akhir Agustus 2019.

Selain itu, ada pula ragam promo lainnya di bulan Agustus lewat campaign Semangat Merdeka.

Lalu GoPay turut bekerja sama dengan 28 bank dan lembaga jasa keuangan, salah satunya Bank BNI untuk mempermudah UMKM, dalam hal ini merchant Go-Food, mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Cukup memanfaatkan data transaksi GoPay, maka Bank sudah dapat menilai kelayakan UMKM menerima kredit.

Semua langkah itu dilakukan untuk menggairahkan roda perekonomian di sektor ini.

Karenanya, bertransaksi menggunakan layanan ini pun berarti pengguna sudah ikut ambil bagian untuk memajukan UMKM.

Berkat upayanya tersebut, Gopay dinobatkan sebagai salah satu perusahaan pengubah dunia versi majalah Fortune di tahun 2019.

Itulah alasan mengapa UMKM disebut sebagai penopang perekonomian nasional. Terlebih saat ini keberlangsungan UMKM dapat terus berlanjut berkat kemajuan teknologi.

Namun sayang, kehadiran uang digital untuk membantu UMKM belumlah maksimal. Pasalnya saat ini masih sedikit pelaku UMKM yang melek digital.

Hal itu dibenarkan Yudi Chandra. Menurut dia, berdasarkan data akhir tahun 2018, dari 58,91 juta usaha mikro, 57.260 usaha kecil dan 4.987 usaha menengah hanya 5 persen saja yang sudah go digital.

Hal tersebut pun menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan kemampuan digital pelaku UMKM.

Ini perlu agar mereka dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan penetrasi pasar dan berdampak pada perekonomian nasional.

https://money.kompas.com/read/2019/08/29/174500626/meski-tak-beken-rupanya-peran-umkm-lebih-penting-dibandingkan-perusahaan-besar

Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke