Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kilang Minyak Saudi Aramco Diserang Drone, Indonesia Waspada

Pada Sabtu (14/9/2019) kilang minyak Saudi Aramco diserang 10 drone. Akibatnya serangan itu dua kilang minyak terbakar dan menyebabkan produksi minyak di Arab Saudi anjlok 5,7 juta barrel per hari.

Pasca serangan, produksi minyak Arab Saudi anjlok hingga 50 persen. Hal ini membuat harga minyak mentah dunia langsung melonjak 10 dollar AS menembus level 60 dollar AS per barrel.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa melonjaknya harga minyak dunia itu sebagai bukti adanya faktor yang tidak terduga dalam ekonomi dunia.

"Geopolitik dan terutama politik global banyak menimbulkan munculnya ketidakpastian," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/9/2019) malam.

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, melonjaknya harga minyak akibat kilang Saudi Aramco diserang merupakan preseden yang belum pernah terjadi.

Namun sudah dipastikan kata dia, dampak anjloknya 50 persen produksi Saudi Aramco akan berdampak kepada seluruh dunia. Sebab Saudi Aramco menyuplai banyak negara di dunia.

"Jadi pasti kalau 50 persen di-cut atau terhenti, kita harus melihat kejelasan seberapa cepat mereka recover," kata Sri Mulyani.

"Maka yang muncul adalah berapa banyak yang suplai minyak yang bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka," sambung dia.

Perempuan yang kerap disapa Ani itu bilang pemerintah akan menganalisa lebih dalam dampak lonjakan harga minyak pasca kilang Saudi Aramco diserang drone.

Apakah akan bertahan lama atau hanya sesaat. Semua masih butuh analisa yang mendalam.

Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan, Indonesia dalam keadaan waspada pasca serangan drone tersebut.

"Itu mesti kita waspadai betul karena sebagian supply minyak kita dari sana. Saya yakin pemerintah Arab Saudi punya contingency plan," kata dia.

Melonjaknya harga minyak dunia akan memukul asumsi atau perhitungan ekonomi yang sudah dibuat oleh pemerintah.

Hal yang nyata dan paling bisa dirasakan masyakarat yakni melonjaknya harga BBM. Subsidi BBM yang masih diberikan oleh pemerintah pun bisa membengkak.

Belum lagi tarif listrik yang hitunganya juga memperhatikan harga minyak dunia.

Di sisi lain neraca dagang Indonesia juga bisa kian tekor lantaran nilai impor minyak akan melonjak mengikuti harga minyak dunia yang naik.

Sebelumnya seperti dilansir dari Kontan, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menyebut, skenario terburuk akibat peristiwa itu memang bisa membuat harga minyak dunia menembus level 100 dollar AS.

Meski begitu, harga minyak yang bisa berada di level tinggi itu diperkirakan tidak akan bertahan untuk waktu yang lama.

Apalagi muncul kecurigaan bahwa serangan di kilang minyak Suadi Aramco memiliki unsur geopolitik untuk menjaga harga minyak tidak jatuh terlalu dalam.

"Tapi enggak akan lama, harga akan masuk lagi ke area 50 dollar AS per barrel-60 dollar AS per barrel untuk jangka menengah," kata dia.

https://money.kompas.com/read/2019/09/17/063600426/kilang-minyak-saudi-aramco-diserang-drone-indonesia-waspada-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke