Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

India Bakal Hentikan Ekspor Bawang Merah, Mengapa?

Akibatnya, harga bawang di negara itu melonjak di tengah permintaan konsumen melemah. Hal tersebut menurunkan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di negara Asia.

"Larangan mulai berlaku pada hari Minggu dan akan berlangsung sampai perintah lebih lanjut," kata keterangan pemerintah India dikutip CNBC, Kamis (3/10/2019).

Seperti diketahui, India adalah salah satu pengekspor bawang merah terbesar di dunia. Selama tahun 2018 menurut data perdagangan, negara tersebut mampu mengekspor 2,2 miliar kilogram atau senilai 514,3 juta dollar AS.

Tetapi, ekspor bawang merah hanya menyumbang 0,16 persen dari keseluruhan ekspor India tahun lalu. Selain itu, bawang merah yang biasanya digunakan sebagai bumbu utama dalam masakan di India naik dua kali lipat sejak Juli 2019.

Kendati melarang ekspor, perintah tersebut bukan satu-satunya langkah yang diambil pemerintah India untuk memperbaiki harga bawang yang melambung tinggi, mengingat pentingnya sayuran bagi konsumen domestik.

Pemerintah setempat juga melakukan berbagai cara, salah satunya melepaskan pasokan cadangan bawang nasionalnya. Pun menetapkan harga ekspor minimum pada pengiriman bawang sebelumnya di bulan September.

Tidak hanya itu, pemerintah setempat juga menarik insentif ekspor pada bulan Juni 2019.

Ekonomi melambat

Seperti diberitakan, ekonomi India memang tengah melambat akibat hujan monsun terberat dalam 25 tahun terakhir. Musim hujan di India, yang biasanya berlangsung dari Juni hingga September, membanjiri pertanian di beberapa negara.

Pengurangan hasil pertanian selama musim hujan yang berbulan-bulan juga memengaruhi industri-industri lain di India, seperti manufaktur dan ritel. Hal ini berpotensi merusak momentum ekonomi India yang sudah melambat.

Pada kuartal II 2019, ekonomi India tumbuh 5 persen (yoy), yang merupakan laju terlemah dalam 6 tahun terakhir karena permintaan konsumen dan belanja pemerintah melambat.

Kelemahan dalam gambaran pertumbuhan ekonomi di ataslah yang menjadi alasan para analis berharap agar pemerintah India menurunkan suku bunga dua kali lebih banyak tahun ini, meski pemerintah telah memotong tingkat pajak perusahaan dalam upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Sebelumnya, Bank sentral India telah menurunkan suku bunga acuannya dengan total 1,1 poin sejak Januari 2019.

https://money.kompas.com/read/2019/10/03/113700426/india-bakal-hentikan-ekspor-bawang-merah-mengapa-

Terkini Lainnya

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke