Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Bank Besar Kuasai 53 Persen Aset Perbankan Indonesia, Siapa Saja?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat, per Juli 2019 total aset kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan modal di atas Rp 30 triliun sudah mencapai 4.396,67 triliun.

Jumlah tersebut setidaknya mewakili sekitar 53,23 persen total aset perbankan secara industri yang mencapai Rp 8.258,88 triliun pada periode akhir Juli 2019.

Angka itu naik dari tahun sebelumnya yang baru sebesar 50,12 persen. Peningkatan aset BUKU IV secara industri disebabkan oleh masuknya PT Bank Panin Tbk ke BUKU IV.

Catatan saja, hingga akhir Agustus 2019 lalu Bank Panin mencatat total asetnya sudah mencapai Rp 193,2 triliun (unaudited). Masuknya Bank Panin ke kelompok BUKU IV makin memperkuat dominasi bank kelas kakap di Indonesia.

Terbukti, BUKU IV yang terdiri dari enam bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Bank Panin melesat naik 15,5 persen secara year on year (yoy) per Juli 2019.

Pertumbuhan tersebut praktis melampaui pertumbuhan aset secara industri yang hanya naik 8,74 persen secara tahunan.

Kendati demikian, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tak yakin aset perbankan masih bisa tumbuh dua digit di akhir 2019. Hal ini tentu tidak terlepas dari perlambatan laju kredit yang menerpa industri perbankan.

"Aset itu berkembang dari dua faktor, pertama DPK (dana pihak ketiga) dan laba," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Nah, menurut Jahja sampai saat ini pertumbuhan DPK secara industri masih terbilang seret. Walau sudah mengalami perbaikan dibandingkan pertengahan tahun 2019.

Dus, BCA memandang pada akhir tahun ini aset BCA hanya akan tumbuh satu digit saja. "Rasanya kalau total aset tumbuh double digit, berat juga," lanjutnya.

Sampai saat ini pertumbuhan aset di BCA masih di kisaran 7 persen.

Ruang peningkatannya menurut Jahja bisa mencapai 9 persen, maksimal 10 persen di akhir tahun. Tentunya dengan asumsi pertumbuhan kredit berada pada level yang seimbang.

Lagipula, dibandingkan dengan perbankan pada umumnya, jumlah DPK BCA masih relatif tebal, terbukti dari loan to deposit ratio (LDR) yang ada di level 79 persen-80 persen.

"Di samping dana masih baik, profit juga terus bertambah dan mengikuti pertumbuhan kredit," sebutnya.

Sekadar catatan, per Agustus 2019 lalu total aset BCA (unaudited) mencapai Rp 866,66 triliun atau masih tumbuh sebesar 10,66 persen secara yoy.

Sementara itu sebelumnya, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menyatakan pada kuartal IV-2019 aset masih bisa naik. Tentunya dengan potensi penyaluran kredit yang diramal meningkat di kuartal IV-2019.

Bank berlogo 46 ini optimistis aset masih bisa tumbuh di kisaran 12 persen-13 persen secara yoy di penghujung tahun.

"Dengan pertumbuhan kredit pada kisaran 13 persen-15 persen sebagai pendorong pertumbuhan aset," katanya.

Untuk menopang pertumbuhan tersebut, pihaknya akan fokus mendorong pertumbuhan anorganik. Beberapa strategi yang dipersiapkan antara lain seperti akuisisi dan penguatan modal anak perusahaan yang kemungkinan dilakukan oleh BNI.

Namun, Herry juga menambahkan, rencana penguatan modal anak usaha untuk mendorong kinerja perusahaan secara konsolidasi masih dalam tahap pengkajian.

"Ini merupakan strategi jangka menengah-panjang BNI dalam menopang pertumbuhan aset," sambungnya.

Bukan cuma BUKU IV yang mendominasi aset perbankan secara industri. BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun juga masih cukup kuat.

Tercatat per Juli 2019 total aset BUKU III masih sebesar Rp 2.595,47 triliun walau turun 0,12 persen secara yoy. Realisasi tersebut nyatanya mewakili 31,42 persen aset perbankan secara industri.

Meski begitu, porsi aset BUKU III terhadap industri menurun jika dibanding Juli 2018 yang mencapai 34,21 persen.

Salah satu bank BUKU III terbesar yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan beberapa pekan lalu bahwa pihaknya tak mau mematok target aset terlalu tinggi. Lantaran tengah mempersiapkan diri untuk ekspansi di 2020 sambil melakukan perbaikan kualitas aset.

Alhasil, BTN menargetkan aset akan tumbuh di level 7 persen-9 persen di akhir tahun sejalan dengan kredit. (Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Per akhir Juli, enam bank besar menguasai 53,23% aset perbankan Indonesia

https://money.kompas.com/read/2019/10/15/071100126/6-bank-besar-kuasai-53-persen-aset-perbankan-indonesia-siapa-saja-

Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke