Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Resesi Ekonomi Mengancam, Bagaimana Nasib Likuiditas Perbankan 2020?

Hal tersebut didukung oleh stabilnya suku bunga di beberapa bank sentral global, seperti Bank Sentral Eropa, Bank Sentral China, dan Bank Sentral Jepang.

Bank Sentral AS, The Fed, diperkirakan juga tidak akan melakukan penurunan suku bunga diprediksi pada 12-18 bulan ke depan.

"Fed Fund rates kan sudah turun 3 kali. Kalau dari likuiditas bisa dibilang prediksi bahwa suku bunga global tidak akan naik itu akan membantu likuiditas," kata Fauzi Ichsan di Jakarta, Senin (4/11/2019).

Rendahnya suku bunga global, kata Fauzi, membuat investor akan mencari suku bunga tinggi untuk memarkirkan dananya, termasuk di Indonesia. Dana tersebut akan masuk ke pasar obligasi seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Utang Negara (SUN).

"Masuknya aliran modal dari luar negeri terutama ke pasar obligasi kita, otomatis imbal hasil turun. Ini membuat likuiditas membaik," ucap Fauzi.

Hal itu juga terlihat dalam Loan Deposit Ratio (LDR) bank BUKU I, II, dan IV yang telah berada di bawah 92 persen. Hanya bank BUKU III saja yang masih berada di atas 92 persen. Artinya, keadaan likuiditas perbankan semakin membaik.

"Kalau kami melihat Loan Deposit Ratio (LDR) Itu yang di atas 92 persen hanya bank BUKU III. Namun, bank BUKU I, II, dan IV LDR sudah di bawah 92 persen. Itu dianggap sehat, menunjukkan keadaan (likuiditas) membaik," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2019/11/04/212457326/resesi-ekonomi-mengancam-bagaimana-nasib-likuiditas-perbankan-2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke