Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisnis Agen Travel ke China Babak Belur karena Wabah Corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Mewabahnya virus corona atau Covid-19 di China sejak akhir tahun lalu membuat industri pariwisata sangat terpukul. Usaha jasa biro perjalanan atau agen travel jadi salah satu yang terimbas cukup signifikan.

Ticketing Manager KIA Tours Arya Pranata mengatakan, upaya promosi tak terlalu berpengaruh signifikan pada penurunan paket wisata ke Negeri Tirai Bambu. 

"Promo itu sama sekali enggak mengangkat. Orang khawatir dengan virus sejak merebak pada Tahun Baru China. Banyak tur grup dibatalkan," kata Arya seperti dikutip harian Kompas, Selasa (25/2/2020).

Dia mencontohkan, paket wisata Asia selama delapan hari ke tujuan seperti Shanghai dan Beijing yang ditawarkan dengan harga Rp 20 juta dan bisa dicicil masih sepi peminat.

Kondisi ini tentu berbeda dengan tahun lalu, di mana paket wisata ke China selalu banyak peminat. Promosi besar-besaran di Pameran Astindo Travel selama 21-23 Februari 2020 juga tak banyak membantu.

Padahal, tahun 2019, paket wisata ke China jadi program tur yang laku keras. Banyak pelancong Indonesia yang saat ini mengalihkan tujuan wisata luar negerinya ke Jepang, Korea, dan Eropa.

Biro Perjalanan Aviatour memperkirakan, sepinya peminat tur ke China dapat menurunkan volume transaksi di pameran.

Pada 2019, volume transaksi penjualan tiket dan paket wisata mereka Rp 10 miliar. Tahun ini, volume transaksi diprediksi sulit mencapai Rp 5 miliar.

"Sekarang kami sebenarnya menjual paket ke China untuk April dan bulan-bulan berikutnya. Peminat ada, tetapi masih hati-hati,” kata Susanto dari bagian pemasaran Aviatour.

Pembatalan penerbangan

Satu per satu maskapai membatalkan jadwal penerbangan dari dan ke China menyusul wabah virus corona yang belum teratasi.

Menurut data dari perusahaan konsultan penerbangan Cirium, lebih dari 54.011 penerbangan atau 28 persen dari penerbangan terjadwal dari dan ke China antara tanggal 23 Januari sampai 4 Februari 2020 dibatalkan.

Adapun 14 persen di antaranya merupakan penerbangan terjadwal internasional.

Melansir CNBC, jumlah permintaan penerbangan juga menunjukkan penurunan yang cukup tajam setelah Pemerintah China mengambil langkah untuk mengisolasi China agar wabah yang menewaskan 565 orang tidak semakin menyebar.

Sebelum penetapan larangan terbang, ada lebih dari 165.000 penerbangan terjadwal yang masuk dan keluar dari China antara 29 Januari dan 28 Maret 2020. Dengan pembatasan penerbangan, maka secara otomatis akan mengurangi sebanyak 27 juta pelancong.

Keputusan ini memang memukul industri transportasi penerbangan China besar-besaran pada kuartal pertama 2020 ini. Maskapai dari puluhan negara juga membatalkan penerbangan ke China dan Hong Kong.

Hal ini dinilai akan menurunkan pendapatan maskapai penerbangan tahun 2020 dan berdampak pada industri pendukung lain, seperti hotel, ritel, dan pariwisata.

"Beberapa orang lebih suka tinggal di rumah karena virusnya," kata Cindy Guo dari Top Travel International.

(Sumber: KOMPAS.com/Kiki Safitri | Editor: Sakina Rakhma Diah Setiawan)

https://money.kompas.com/read/2020/02/25/121100526/bisnis-agen-travel-ke-china-babak-belur-karena-wabah-corona

Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke